SBM ITB SwissInnovation Challenge (SICA) 2022 Winner Announcement digelar pada acara Awarding Night International Conference on Management in Emerging Market (ICMEM) 2022, Jumat (12/8/2022).

SICA adalah sebuah kompetisi inovasi berintegrasi. Kompetisi ini merupakan bentuk kolaborasi dari SBM ITB dan University of Applied Science.

Juri-juri dari SICA pun punya latar belakang beragam, yakni akademisi, profesional, dan entrepreneur. Dari lingkup akademisi terdapat 5 juri. Salah satunya adalah Prof.Dr. Volker Bernhard Schulte dari University of Applied Science, Northwestern Switzerland. Keempat lainnya berasal dari SBM ITB, yakni Leo Aldianto, Fitri Aprilianty, Nur Budi, dan Melia Famiola.

Adapun dua juri berlatar belakang profesional adalah Wiwiek Joeliani dan Anton Adibroto.

Terakhir, tiga juri berlatar belakang entrepreneur adalah Rahayu Dwiastuti, Nadya Saib, dan Muchammad Gumilang Prabuwidyatama.

SICA terbagi menjadi tiga tahap. Pertama adalah ide bisnis, kedua proposal bisnis, dan yang terakhir presentasi inovasi perusahaan. Total hadiah yang diberikan cukup fantastis, yakni Rp 100 juta. Hadiah juara pertama sebesar Rp 70 juta, juara kedua Rp 20 juta, serta juara ketiga dan favorit sebesar Rp 10 juta.

Ada 109 partisipan yang terdaftar dari berbagai kota di Indonesia. Hanya 15 partisipan terpilih yang berhasil lanjut ke tahap tiga. Tahap-tahap inovasi dari karya-karya partisipan pun beragam, beberapa di antaranya dalam tahap ide, konsep, proses, dan siap diimplementasikan. Bahkan beberapa sudah diimplementasikan.

Adapun empat kategori inovasi, yakni inovasi produk, servis, manajemen, dan organisasi.

Segmen Winner Announcement ini pun mengumumkan juara-juara kompetisi. Juara favorit adalah Med-Ease. Kemudian juara ketiga adalah FisTX. Juara kedua adalah Ganesmartec. Terakhir yang paling dinantikan, juara pertama adalah Karla Bionics.

CEO Karla Bionics Wildan Trusaji berharap partisipasi dalam SICA 2022 dapat menjadi langkah besar untuk mengembangkan produk dan bisnis Karla Bionics. Kemenangan itu diharapkan dapat membuktikan bahwa teknologi Indonesia dapat menjadi lebih baik dalam tahap global.

Kontributor: Hadiyanti Ainun Atika, YP MBA 2021