Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sektor yang paling terkena dampak negatif Covid-19. Salah satu penyebabnya yakni sebagian besar UKM di Indonesia belum memanfaatkan internet dalam berbisnis. Dari 13 juta UKM di Indonesia, hanya 13.
Ia melanjutkan, beberapa program utama dalam PEN untuk UMKM yakni subsidi bunga, bantuan produktif bagi usaha mikro, dan penjaminan terkait penempatan dana restrukturisasi kredit perbankan bagi UMKM. “Harapannya melalui program PEN, UMKM bisa pulih saat dan setelah pandemi,” kata Susiwijono dalam seminar daring yang diselenggarakan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB bekerjasama dengan Alika Communication bertajuk “Pemulihan Ekonomi Sektor UKM Nasional”, Rabu (28/4/2021).
Webinar dihadiri oleh para ahli dari berbagai latar belakang yaitu Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Meogiarso, Deputi Komisioner Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo, Dosen MBA ITB Erman Sumirat, Ekonom INDEF Bhima Yudhistria dan CEO & Pendiri Jago Coffee Yoshua Tanu.
Deputi Komisioner Perbankan III OJK, Slamet Edy Purnomo, juga mengusulkan tiga hal yang bisa dimanfaatkan pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM di Indonesia. Pertama, pemerintah dapat memperluas definisi UMKM dengan menambah fasilitas / plafon dan klasifikasi UMKM, kemudian mendorong pengembangan produk UMKM di masing-masing bank umum di Indonesia dan terakhir melanjutkan program kebijakan subsidi bunga kredit, penjaminan dan program inkubasi.
Peran akademisi
Direktur MBA ITB, Yunieta Anny Nainggolan, PhD mengatakan, di tengah pandemi, UKM butuh dana, modal kerja. Namun, mereka tidak bisa membayar bunga yang cukup mahal dan butuh waktu ekstra untuk membayarnya. Dia berhapan, melalui seminar daring ini, peserta seminar bisa mendapatkan informasi tentang realisasi anggaran pemerintah dalam membantu UKM dan mengetahui tantangan UMKM kedepan.
Erman Sumirat menambahkan, kampus juga berperan penting dalam membantu UKM di Indonesia. Keterlibatan kampus seperti kolaborator, fasilitator, komunikator, inventor, Science techno part, perancangan platform & digitalisasi, dan pendampingan UMKM. “UKM akan dilibatkan di kampus dengan memanfaatkan Science Techno Park,” ujar Erman Sumirat yang merupakan dosen SBM ITB.
Lebih lanjut, Ekonom INDEF Bhima Yudhistria memberikan rekomendasinya dari segi fiskal dan moneter untuk membantu pemulihan UMKM, seperti pemerintah dapat memperbesar bantuan modal kerja UMKM dan mendorong meningkatkan platform sekuritas crowdfunding (SCF). Kemudian dari sisi UMKM, CEO & Founder Jago Coffee Yoshua Tanu menilai, perlu untuk memajukan UKM di Indonesia, salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi.
Seminar ditutup oleh Subiakto Sukarno, Dosen SBM ITB yang menegaskan perlunya membantu UMKM karena berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.