Komisaris Telkomsel Yose Rizal menekankan pentingnya transformasi digital. Konsumen terus beradaptasi dengan perubahan yang cepat sehingga perusahaan juga harus beradaptasi.
Faktor terbesar terjadinya perubahan tersebut yakni digitalisasi. Apalagi saat pandemi Covid-19, secara global jasa dan produk memanfaatkan teknologi digital bertumbuh pesat.
“Ini (mengaplikasikan digital) adalah cara kita untuk survive,” kata Yose dalam acara “E-TALK Series – Digital Transformation: More Than Just A Technology”.
Yose mengatakan, Telkomsel sudah dalam perjalanannya beralih ke perusahaan digital. Aplikasi teknologi digital lebih dari konektivitas, tetapi juga melalui digital service seperti MaxStream, digital connectivity seperti by.U, dan co-creation dengan Gojek dan Kredivo.
“Digital Transformation is not only about technology, but people’s mindset. Telkomsel yang masih work from home, namun KPI masih bisa tetap tercapai. Banyak proses juga yang terus dikembangkan dari sisi manajemen maupun proses,” ucap Yose.
Telkomsel sebagai salah satu perusahaan yang paling kaya data terus mengintegrasikan dan menerapkan Machine Learning dan Artificial Intelligence di berbagai bidang yang dijalani.
Setelah 26 tahun, Telkomsel mengganti logo menjadi lebih agile dan dinamis. Telkomsel juga menyederhanakan produk supaya terus relevan dan digunakan oleh masyarakat. Yose mengatakan,
“Digital Transformation itu harus top-down, harus ada dorongan dan dukungan dari manajemen atas karena tanpanya akan sulit untuk diwujudkan. Harapannya setiap perusahaan selalu sadar kalau transformasi digital adalah aspek yang sangat penting untuk terus bertahan di pesatnya perkembangan dunia,” kata Yose.
Sesi E-TALK Series kali ini juga dihadiri Yudo Anggoro, Ph.D yang merupakan Director of MBA Jakarta Campus.