SBM ITB mengadakan DMSN Talk Series 2021 dengan judul “Strategy to Publish as the First Author and Publishing Action Research Study in Top-tier Journal: Soft Systems Methodology”, Kamis (30/9/2021). Dalam acaranya, SBM ITB mengundang Endra Gunawan selaku LEKTOR Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan lulusan Nagoya University (Jepang) dan Ruby Hermanto selaku Doctoral Candidate SBM ITB yang baru saja berhasil menerbitkan jurnalnya di JORS Journal.
Dengan judul disertasi “A Rookie Experience Sharing in Publishing Dissertation on SSM”, Ruby memberikan beberapa tips untuk menulis disertasi. Di antaranya, memilih jurnal yang tepat, menulis cover letter dengan baik dan benar, dan menggunakan bahasa inggris yang sesuai dengan kaidah.
“memilih jurnal yang tepat dapat dimulai dengan memulai kueri tentang penghitungan minat penelitian berdasarkan jurnal,” kata Ruby.
Ia juga memberikan langkah membuat cover letter yang baik, yaitu check site editor, memberikan pengenalan topik dan keuntungan dalam pembangunan teori, minat penelitian dan dampaknya, dan memberikan pembuktian bahwa topik yang dibawakan adalah minat jurnal yang dituju. Dalam penulisan disertasinya, Ruby menyarankan untuk menggunakan aplikasi atau software bantuan untuk mengecek kaidah bahasa inggris yang digunakan, seperti Grammarly.
Ruby memiliki latar belakangnya di bidang sales marketing selama 17 tahun di berbagai perusahaan ternama di Indonesia dan 8 tahun berada di dunia konsultan dan pengajaran. Dia menjelaskan alasannya memilih jurnal JORS sebagai tempatnya mempublikasikan disertasinya karena Checkland, ayah dari SSM, telah mempublikasikan karyanya beberapa kali di Journal of the Operational Research Society (JORS).
Ruby mengaku, perjalanannya memiliki publikasi di Q1 Journal bukanlah perjalanan yang singkat dan mudah, Ruby sendiri perlu menunggu satu tahun dari proses pengajuan pertama, pengajuan ulang, feedback dan revisi, publikasi online, hingga akhirnya penerimaan secara formal.
Dalam penulisan disertasi SSMnya, Ruby menggunakan framework 7-S. Menurutnya, penggunaan framework 7-S sejak tahap penyelidikan dapat meminimalkan kebutuhan untuk penemuan bertahap yang mungkin memerlukan pengulangan. Dalam pengalamannya, kerangka kerja 7-S memungkinkan mengungkap transformasi yang relevan dengan pandangan dunia masing-masing sebanyak mungkin pada upaya pertama. Meskipun demikian, interview dan debat masih dibutuhkan untuk memastikan praktisi SSM terus berdiskusi dengan pemangku kepentingan.