Skill kepemimpinan adalah salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki saat ini. Namun, tidak mudah untuk menguasainya. Diundang sebagai dosen tamu dalam kelas MM6015 Business Leadership pada Senin (27/9/2021), Direktur Utama dari PT Dirgantara Indonesia (Persero), Dr. Ir. Elfien Guntoro hadir untuk berbagi cerita tentang apa saja hal-hal yang perlu dibangun agar dapat dihargai dan dipercaya menjadi seorang pemimpin berdasarkan pengalamannya memimpin berbagai perusahaan.

Menurut Elfian, hal pertama yang perlu dibangun adalah etos kerja yang baik. Seorang pemimpin harus disiplin dan mau bekerja lebih keras (extra miles). Mereka tidak hanya berambisi untuk mewujudkan visi pribadi, tapi juga perusahaan. Ketika diberi tugas, seorang pemimpin akan dapat diandalkan dan bekerja melebihi harapan pemberi tugas.

“Etos kerja ini harus dipunya, dengan kerja yang mati-matian. Jadi kalo diberi banyak pekerjaan, jangan gerutu. Semakin dapat tantangan, semakin kita dapat experience. Energi yang dikeluarkan selama mengerjakan itu tidak akan hilang, tapi berubah bentuk menjadi capability, network, skill, dan macam-macam,” kata Elfien.

Hal kedua yang penting dibangun untuk menjadi seorang professional yaitu integritas dan kompeten. Elfien berkata pelatihan dapat mengatasi kekurangan skill, tapi tidak ada sekolah untuk kejujuran. Mengajar orang kurang cerdas itu gampang, yang susah itu mengajari orang untuk jujur.

Sewaktu menjadi komisaris, Elfien pernah diminta menjual aset yang ada. Dia secara jujur menolak karena tertulis aturan bahwa tidak boleh dijual. Elfien pun kena marah hingga sempat diusulkan untuk dicopot, tetapi atasan meminta agar jangan dicopot. Jadi, resiko memang harus diambil, tapi kalau untuk kejujuran tidak apa-apa.

Hal lain yang Elfien bahas berikaitan dengan kompetensi adalah tentang menjadi seorang pemimpin transformational, berani mulai membangun, berhenti melihat best practices untuk menyelesaikan masalah dan mulai membuat stretch target untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.

Saat masuk PT Dirgantara Indonesia, Elfien membuat jargon bagi PT Dirgantara Indonesia yakni ‘kita bukan pembuat pesawat, tapi penjual pesawat’. Perbedaanya sangat jelas. Pembuat pesawat mempertimbangkan standar pembuatan pesawat, sedangkan pebisnis harus mempertimbangkan kesadaran biaya, waktu, dan kualitas. Jadi yang kita deliver harus sesuai dengan customers.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) mengalami pertumbuhan pesat setelah melakukan transformasi. Penjualan menurun tiga tahun terakhir, ditambah HPP dan beban usaha menurun jauh lebih besar lagi sehingga laba kotor meningkat cukup signifikan. Setelah proses melakukan transformasi, efisiensi terjadi dalam perusahaan. Tinggal bagaimana kita mendapat order yang bisa dikerjakan karena dua tahun ini banyak penundaan pemesanan karena pandemi Covid-19.

Hal ketiga yang harus dibangun menurut Dr. Ir. Elfian adalah networking. Dengan memiliki etos kerja yang baik, integritas, serta skill mumpuni ditambah dengan menjadi reliable dan senang membantu, maka networking akan menjadi mudah. Cara lain untuk membangun networking adalah dengan mencoba aktif di kegiatan yang disukai.

“Kalau networking kita bagus, pekerjaan akan jauh lebih mudah. Apalagi jika berhubungan dengan stakeholders, itu tanpa kita minta mereka otomatis mendukung. Jadi, membangun yang namanya hubungan emosional itu penting,” ucap Elfien.

Terakhir, Elfien berkata bahwa tiga kompetensi di atas harus dilandasi dengan spiritual. Tanpa spiritual yang kuat, kita akan gampang goyah, terutama di masa disruptif seperti sekarang. Selain itu, harus dibangun juga kesadaran keberadaan kita sebagai individu. Keberadaan kita terkait dengan siapa kita, tujuan hidup, kesadaraan memberi konstribusi, dan motivasi untuk mencapai sesuatu.

“Harus punya keyakinan bahwa ketika kita bisa memberikan solusi, kita bisa berhasil, itu bukan karena kita hebat, tapi karena Tuhan memudahkan urusan kita,” kata Elfien.

Kontributor: Janitra Nur Aryani, Manajemen 2023