Fitur Instagram sudah semakin canggih dan lengkap. Untuk pemanfaatan dalam konteks bisnis, Instagram menyediakan fitur khusus periklanan Instagram ads yang dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk. Lantas, bagaimana caranya seorang pebisnis memanfaatkan fitur tersebut?

Christine Yunita, pendiri Nanas Media dan Ideahive, membagikan tips cara memanfaatkan Instagram ads beserta fitur-fitur lainnya yang terintegrasi, pada Guest Lecture mata kuliah MK4001 Start-up Business Practice di bawah naungan Program Studi Kewirausahaan SBM ITB pada Kamis (30/9/2021).

Berlatar belakang lulusan sarjana desain komunikasi visual, Christine bergelut pada bidang pemasaran dan pemerekan, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan media sosial digital. Pada 2017, dia mendirikan Nanas Media, sebuah agensi yang bergerak di bidang pertumbuhan digital, khususnya pada konteks pemerekan dan periklanan, dengan spesialisasi di desain dan konten sosial media, konten marketing digital, kampanye digital, serta pemasaran aplikasi.

Kuliah tamu tersebut dibuka dengan pemaparan tujuan dari Instagram ads. Terdapat 3 tujuan utama dari pemanfaatan fitur ini:

  1. Awareness: mengajak pengguna untuk mengenali produk atau merek yang diiklankan,
  2. Link Click: mengajak pengguna untuk menekan tautan yang diberikan,
  3. Conversation: membuat pengguna berinteraksi dengan pengiklan.

Tujuan-tujuan tersebut membentuk alur yang padu. Setelah sampai pada Instagram pengguna, mereka diharapkan untuk mengunjungi profil pengiklan. Lebih jauh, pengguna diharapkan menjadi calon konsumen yang mampir ke website maupun situs e-commerce, serta berinteraksi dengan pengiklan melalui fitur direct message maupun berhubungan melalui aplikasi media sosial lain seperti WhatsApp.

Untuk membuat suatu iklan di Instagram, berikut adalah hal-hal yang perlu disiapkan:

  1. Akun Instagram Bisnis. Untuk membuatnya, kita dapat terlebih dahulu membuat akun Facebook. Dari sana, kita dapat membuat laman yang terkoneksi dengan Instagram yang akan dipergunakan sebagai sarana iklan.
  2. Desain promosi. Untuk membuat desain iklan, Christine menyarankan untuk memanfaatkan aplikasi Canva, Figma, maupun Photoshop. Desain promosi harus berisi pesan yang jelas, keterangan yang bersifat atraktif, serta tagar berjumlah 3-5 saja. Sebagai tambahan, seorang pengiklan juga harus mengetahui bagaimana cara menyusun iklan dengan strategi soft selling maupun hard selling.
  3.  Arahan tindak lanjut. Setelah pengguna mendapatkan iklan kita, apa yang selanjutnya mereka dapat lakukan? Pengiklan dapat menaruh tautan untuk mengarahkan calon konsumen lebih lanjut dengan menyertakan tautan website maupun channel lainnya. Untuk mempermudah penautan, pengiklan dapat menggunakan bantuan connector page (misal: linktree) untuk menyatukan beberapa tautan sekaligus. Tautan yang panjang dan ‘rumit’ pun dapat dibuat lebih sederhana dan menarik dengan bantuan platform bit.ly.
  4. Metode pembayaran untuk iklan. Biasanya, Instagram ads dapat digunakan dengan pembayaran melalui beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan metode pembayaran kartu kredit.

Selain hal-hal tersebut di atas, penting juga bagi pengiklan untuk memilih audiens ataupun target pengiklanan. Audiens dapat dipilih berdasarkan nama, lokasi, ketertarikan, serta jenis kelamin. Pastikan kita memilih target yang tepat, sesuai dengan produk yang ditawarkan.

Setelah kita siap untuk mengiklankan, terdapat 2 cara untuk dapat memulai penggunaan Instagram ads. Pertama, pengiklan dapat menggunakan tombol ‘promote’ pada unggahan yang akan diiklankan, maupun tombol ‘promote’ pada profil Instagram.

Lalu, bagaimana kita dapat menilai keefektifan penggunaan Instagram Ads? Terdapat beberapa metode, seperti melihat pertumbuhan media sosial, interaksi, maupun metode khusus yang disebut cost per click.

Tak hanya itu, desain dan strategi pengiklanan juga sangat menentukan keefektifan fitur ini. Sebagai contoh, salah satu klien dari Christine yang menjual kerajinan karpet, mendapat hasil iklan yang memuaskan ketika konten iklan berbentuk foto ketimbang video. Sementara, klien yang menjual mainan anak justru mendapat hasil yang lebih efektif dengan penggunaan konten video.

“Kita harus bereksperimen dengan berbagai konten yang ada untuk brand kita. Cobalah satu persatu konten berbeda untuk mengetahui mana yang paling baik,” kata Christine.

Sebagai tambahan dari Instagram ads, Christine menutup kuliah tamu dengan menjelaskan mengenai fitur lanjutan Facebook, yakni akun manajer bisnis. Pada akun manajer bisnis Facebook, pebisnis dapat membuat akun khusus periklanan yang didalamnya dapat mengatur 3 tahapan iklan:

  1. Campaign: mengatur tujuan iklan dalam konteks pemasaran.
  2. Ad Set: Mengatur profil target audiens, jadwal pengiklanan, serta anggaran yang akan dikeluarkan.
  3. Ad: biasa disebut ‘Ad Creative’, fitur ini menyangkut konten dan pembuatan iklan yang dimaksud.
Kontributor: Mochamad Daffa, Manajemen 2022