Seberapa pentingkah menemukan passion dalam bekerja? Untuk menjawab ini. SBM ITB beserta Ikatan Alumni MBA ITB mengundang Deputy CEO Regional 1 (VP) PT Bank BJB Tbk, Nazaro Aulany Priyadi, dan Founder Big Stamp & Kaos Gurita, Adrian Ariatin, MBA ITB pada acara alumni sharing session. Mereka membahas tentang keinginan kuat (passion) dalam konteks karir dalam sudut pandang professional maupun entrepreneurship.
Acara yang juga sekaligus pelantikan pengurus ikatan alumni MBA ITB ini dibuka dengan pengantar dari Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng dan dilanjut oleh kata sambutan serta pembacaan SK pelantikan oleh Ketua IA ITB Gembong Primadjaja. Menurut Utomo, SBM ITB memiliki program yang melibatkan alumni yang berhubungan dengan program Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM). Pada acara itu, Ketua Ikatan Alumni MBA ITB periode 2021-2025 Rangga Muslim, MBA memaparkan rencana program kerjanya.
Narasumber pertama dari sesi sharing hari ini, Nazaro Aulany Priyadi memaparkan tiga hal yang menjadi landasan pengembangan karir berdasarkan passion, yaitu visi, spesialisasi, dan networking. Menurut Nazaro, kita harus menentukan terlebih dahulu kemana kita akan membawa arah karir.
Kemudian, bangun reputasi dengan spesialisasi melalui sertifikasi, training, dan lain-lain, untuk memperkuat branding dan membuat keunikan kita. Ini merupakan bagian dari siklus yang akan terjadi dalam perjalanan karir, dimulai sebagai generalist pada tahap awal karir, kemudian terspesialisasi, dan ujungnya kembali menjadi seorang generalist ketika masuk ke management position (C-level).
“Di entry level, banyak orang bingung akan memilih berkarir dimana, mau spesialisasi di bidang apa, dan lain-lain. Passion itu bisa dibentuk lewat macam-macam, dan bisa juga terpengaruh. Karir itu ketika kita sudah lakukan, akan terbiasa, terspecialize, akan jadi passion kita. Jadi, yang paling benar itu mulai saja dahulu, nanti akan menemukan fine-tune-nya dimana, terbentuk dengan sendirinya,” kata Nazaro.
Narasumber kedua yaitu Adrian Ariatin berbagi cerita tentang pengalamannya setelah lulus dari MBA. Adrian memaparkan tentang banyak hal yang didapatkannya dari MBA ITB, seperti pengalaman menjadi mentor yang mengenalkan pada perspektif-perspektif baru sehingga memacunya untuk belajar lagi.
MBA ITB, menurut Adrian, tidak hanya dapat membuat usaha menjadi lebih maju, tetapi juga membangun pola pikir, serta memberi kesempatan jejaring yang bisa bertahan seumur hidup. Terkait dengan passion dalam karir, Adrian berbagi pendapat dengan Nazaro.
“Menurut saya, jalan dulu, hajar dulu. Saya yakin, tidak ada satu kejadian yang kebetulan. Ketika seseorang masuk MBA, memilih MBA instead yang lain, itu sudah digerakan hatinya kesitu. Nanti jalannya pasti dikasih, tapi jangan hanya menunggu, cari. Kalau sudah memilih dan tidak cocok, pindah. Meskipun kita ‘salah pilih’ atau menyesal, itu tidak akan sia-sia. Pasti ada pelajarannya yang akan terpakai di hidup kita,” ucap Adrian.