Initiatif industri 4.0 telah memunculkan lahirnya berbagai perusahaan rintisan (startup) di Indonesia. Namun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta founder startup decacorn Indonesia, Nadiem Makarim mengatakan bahwa 90 % startup mengalami kegagalan.
Menyadari akan fenomena tersebut, dosen serta peneliti SBM ITB, Taufik Fathurrohman Ph.D dan Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono, DEA bersama dengan praktisi manajemen risiko, Arief Karna S.Si,MSM, BCCS,. meluncurkan buku Manajemen Risiko Untuk Startup yang merupakan hasil penelitian dari SBM ITB dan diterbitkan oleh Kompas.
“Saat ini antusiasme masyarakat dalam membangun startup cukup tinggi, tetapi potensi kegagalan juga tinggi karena lingkungan bisnis yang tidak pasti, sehingga manajemen risiko perlu untuk diterapkan.” kata Sudarso dalam peluncuran buku manajemen risiko untuk startup.
Dalam buku Manajemen Risiko Untuk Startup juga dijelaskan bahwa, manajemen risiko telah diterapkan di berbagai sektor dan industri serta telah efektif untuk pengelolaan risiko negatif yang dihadapi perusahaan. Melalui buku tersebut juga dipaparkan terkait manajemen risiko di perusahaan startup secara teoritis maupun praktis. Sudarso mengatakan, dengan penerapan manajemen risiko yang baik di perusahaan startup, diharapkan tingkat resiko kegagalannya akan berkurang atau ter mitigasi.
“ Bagaimana kita mempertahankan nilai existing dan memitigasi risiko negatif yang ada,” ucap Sudarno yang tergabung dalam kelompok keahlian risiko bisnis dan keuangan, SBM ITB.
Dalam peluncuran buku tersebut, juga dihadiri oleh beberapa panelis seperti, Dr. Hilman Palaon ( Vice president of financial service and inclusion Gojek), Alfred Boediman, Ph.D ( Director, Kejora Capital & Adjunct Professor of Chicago Booth School of Business), dan Arief Karna S.Si,MSM, BCCS ( praktisi dan dosen manajemen risiko), serta dibuka oleh Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Tri Agung Kristanto.“Buku ini banyak memberikan informasi dan hal yang menarik,” kesan Tri terhadap buku Manajemen Risiko Startup. Menurut Tri, Buku yang ditulis oleh dosen SBM ITB ini selalu memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru di setiap halamannya.
Selain itu, Hilman Palaon mengungkapkan, buku ini menjadi bacaan wajib bagi para entrepreneur yang ingin membangun startup. “Bacaan wajib bagi para entrepreneur yang ingin memulai startup serta para pembaca umum yang ingin memulai startup,” imbuhnya.
Hillman menambahkan, dalam buku Manajemen Risiko Untuk Startup ini juga menjelaskan risiko yang perlu diperhatikan oleh bisnis startup, sehingga Hilman berharap melalui buku ini ikut berkontribusi dalam melahirkan startup decacorn baru asal Indonesia. “Semoga bisa berkontribusi untuk menciptakan decacorn asal Indonesia selanjutnya,” ucap Hilman.
Untuk mendapatkan buku Manajemen Risiko Untuk Startup, sudah bisa dibeli langsung melalui gerai serta website Kompas.