Sebanyak 16 dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) masuk ke dalam peneliti teratas dunia bidang bisnis dan manajemen berdasarkan penilaian AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) 2022. Penilaian tersebut dibuat berdasarkan produktivitas dan efektivitas kerja peneliti dalam lima tahun terakhir. Total peneliti dunia pada bidang bisnis dan manajemen yang masuk dalam AD Scientific Index sebanyak 22.015 orang dari 132 negara di 3.514 universitas.
Nama-nama dosen SBM ITB yang masuk dalam jajaran peneliti teratas dunia yakni Togar M. Simatupang, Wawan Dhewanto, Conrad William Watson dan Bambang Rudito. Selain itu, Prawira Fajarinda Belgiawan, Deddy Priatmodjo Koesrindartoto, Dermawan Wibisono, Raden Aswin Rahadi, Yos Sunitiyoso, Donald Crestofel Lantu serta Gatot Yudoko.
Selanjutnya, Dwi Larso, Mustika Sufiati Purwanegara, Santi Novani, Melia Famiola dan Utomo Sarjono Putro. The AD Scientific Index merupakan sistem analisa dan perankingan berdasarkan permorfa ilmu pengetahuan yang diproduksi peneliti.
Seorang peneliti harus memproduksi banyak publikasi ilmiah berupa jurnal dan buku dan pemikirannya dikutip dalam banyak penelitian untuk bisa masuk dalam AD Scientific Index. Paten yang dihasilkan peneliti juga menjadi indikator penilaian. Indikator itu bisa ditinjau dalam Google Scholar, Scopus, Publons, Google Scholar dan laman ilmu pengetahuan lain. Nilai publikasi dari masing-masing sumber tersebut berbeda-beda.
Memiliki banyak publikasi mengindikasikan peneliti tersebut produktif. Salah seorang peneliti Togar M. Simatupang mengatakan, Indonesia memiliki banyak persoalan di bidang bisnis dan manajemen. Hal itu terjadi karena Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Persoalan-persoalan itu sangat rumit dan otentik sehingga dia tertantang untuk produktif melakukan penelitian tentang masalah bisnis dan manajemen.
Dia merasa bangga penelitiannya berhasil menjadi referensi internasional dalam penyelesaian masalah bisnis dan manajemen. Salah satu penelitiannya yang banyak menjadi referensi dunia yakni terkait model kolaborasi dalam rantai pasok. Peneliti dari Belanda, Thailand dan beberapa negara lain menjadikan hasil penelitiannya sebagai referensi dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Selain rasa bangga, faktor lain yang mendorongnya produktif meneliti yakni keinginan untuk berkontribusi bagi Indonesia. “Kita (peneliti) harus berkontribusi untuk Indonesia. Hasil universitas itu kan dua, lulusan dan ilmu pengetahuan,” ucap Togar, Minggu (16/1/2022).
Togar mengapresiasi perankingan yang dilakukan AD Scientific Index. Dia menilai, hal ini bisa memotivasi peneliti lain untuk berkarya di tingkat nasional dan menyelesaikan persoalan negara