Dalam sarasehan pasca sarjana, Direktur Pusat Bisnis dan Keuangan Islam (CIBF), Oktofa Yudha Sudrajad S.T., M.S.M., Ph.D. membahas pengertian keuangan syariah bagi kaum milenial pada Minggu (23/1/2022). Oktofa juga merupakan asisten profesor di Sekolah Manajemen Bisnis ITB.

Oktofa memulai kuliahnya dengan berbagi gambaran tentang industri keuangan syariah saat ini. Pada 2019, 69% dari aset keuangan Islam global didistribusikan di perbankan Islam. Dia mengidentifikasi bahwa 1.526 lembaga keuangan syariah dan 972 penyedia pendidikan keuangan syariah adalah faktor utama yang membantu membentuk industri keuangan syariah selama 2019. Aset keuangan syariah diperkirakan akan tumbuh hingga 3.600 miliar USD pada 2024.

“Konsep dan implementasi ekonomi Islam berkembang dari gerakan menghidupkan kembali Al-Quran dan As-Sunnah sebagai bentuk pembalasan terhadap penaklukan peradaban Barat,” jelas Oktofa. Sekularisme adalah keyakinan bahwa hidup dijalani seperti yang terjadi saat ini, tanpa perlu agama, Tuhan, nabi, atau kitab suci. Ini bertentangan dengan ajaran Islam dan segala sesuatu yang telah diajarkan Allah kepada umat Islam untuk dipercaya

Selain politik, hukum, dan budaya, Islam mendorong umatnya untuk mempraktekkan kegiatan ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ekonomi Islam berbeda dengan sistem Barat, seperti sosialisme dan kapitalisme. Misalnya, kapitalisme percaya pada individualisme bermanfaat dan sosialisme percaya pada materialisme dialektis. Namun, sistem ekonomi Islam meyakini individualisme sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, dengan satu-satunya tujuan dan realisasi akuntabilitas kinerja baik di dunia maupun di akhirat.

Oktofa melanjutkan dengan mendefinisikan istilah-istilah Islam seperti falah, yaitu kemakmuran di dunia dan akhirat, dan syari’at, yaitu perjalanan yang harus ditempuh dalam hal ibadah. Ia mengakhiri serasehan dengan menjawab beberapa pertanyaan dari hadirin.

Kontributor: Affan Agil, IB 2023