Kondisi pasar yang semakin global serta persaingan usaha yang semakin ketat karena barang dan jasa bebas keluar-masuk antar negara, mendorong perlunya strategi diferensiasi untuk dapat mengungguli kompetitor. Salah satu strategi yang bisa diterapkan yakni penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI berkembang menjadi tidak hanya perlindungan hukum atas karya, tapi juga alat kompetisi dalam perdangangan dan industri, seperti yang disampaikan Ir. Ahdiar Romadoni, MBA, IP and Technology Transfer Advisor di LPIK ITB dalam sesi Guest Lecture pada Senin (28/3/2022).
Menurut Ahdiar, saat ini ekonomi sudah bertransformasi menjadi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy), didukung oleh industri kreatif (creativity-based industry). “Oleh karena itu, paradigma bisnis lama yang berorientasi pada penguasaan dan pengolahan sumber daya alam untuk menjual produk dan jasa ke market semakin tergantikan dengan transfer kekayaan intelektual (transfer of IP) yang dihasilkan dari riset dan perkembangan teknologi,” kata Ahdiar.
Kekayaan intelektual sebagai produk dari pikiran manusia dalam bentuk invensi, desain, nama, seni, dan lain-lain dapat dimanfaatkan dalam bisnis melalui banyak cara, misalnya joint development, dimana kekayaan intelektual dibuat dan dimiliki bersama sebagai kerjasama antara berbagai pihak, atau lisensi, yaitu ketika penemu dari kekayaan intelektual tersebut memberikan izin kepada pihak lain untuk komersialisasi penemuannya. Disinilah HKI sebagai hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang atau sekelompok atau entitas hukum dalam jangka waktu tertentu atas pengungkapan karyanya ke publik (transfer ilmu) berperan. HKI mengamankan hak seorang penemu atas penemuannya, sekaligus mengontrol penggunaan dari penemuan tersebut.
Pada dasarnya, HKI memiliki tiga fungsi utama dalam bisnis, yaitu perlindungan, pencegahan, dan peningkatan. Fungsi perlindungan merujuk pada perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual, sementara fungsi pencegahan bertujuan untuk menghindari praktik persaingan tidak sehat seperti peniruan dan pencurian karya. Terakhir, fungsi peningkatan dari HKI mendorong bisnis maupun masyarakat luas untuk menciptakan karya-karya yang berguna.
Salah satu contoh pemanfaatan HKI dalam bisnis yang menghasilkan keunggulan kompetitif adalah inovasi Mycotech, sebuah startup dibawah LPIK ITB yang menemukan cara pemanfaatan limbah jamur untuk diolah menjadi kulit tiruan melalui engineered composite. Pemanfaatan HKI oleh startup ini berhasil membuatnya mendapatkan pendanaan dari investor luar negeri untuk pengembangan bisnis hingga menembus pasar internasional.