SBM ITB kembali menggelar seminar daring. Digelar pada 2 September 2022, seminar kali ini bertajuk “Implementing Soft-System Methodology and Agent Based Modelling Management Research” dan menghadirkan dua pakar riset manajemen. Mereka adalah Dita Novizayanti, MSM dari SBM ITB dan Dr. Ruby Hermanto dari Sekolah Bisnis Manajemen Prasetya Mulya.
Tampil sebagai pembicara pertama, Dita Novizayanti membahas mengenai implementasi soft system methodology dan agent-based modelling management pada mobil listrik. Kondisi yang melatarbelakangi riset Dita adalah perlunya inovasi produk untuk beralih ke inovasi yang lebih berkelanjutan, salah satunya implementasi electric vehicle (EV) alias mobil listrik yang telah menjadi masalah di seluruh dunia.
Dita melakukan riset tersebut untuk menyelidiki adopsi EV di Indonesia, guna memberikan wawasan tentang cara mempercepat adopsi EV di Indonesia. Riset tersebut ingin menyelidiki apa saja ciri-ciri yang muncul dari adopsi teknologi kendaraan listrik di Indonesia sebagai inovasi dalam teknologi transportasi. Juga, Apa saja strategi yang diperlukan untuk memaksimalkan adopsi teknologi kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut Dita, terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengaplikasian EV di Indonesia. Pertama faktor teknologi, yang meliputi harga, kecepatan, jarak, biaya operasional, gaya atau model, kapasitas penumpang, ketersediaan suku cadang, teknologi pengereman, teknologi pengisian daya, metode pengisian daya, fasilitas perawatan, fitur otonom, dan tingkat emisi. Kedua faktor Insentif, yaitu insentif harga beli, pengalihan hak, pajak tahunan, penggunaan pungutan umum, penggunaan biaya rumah, biaya pemeliharaan, biaya tol, biaya parkir, pembebasan ganjil genap, dan izin menggunakan jalur bus.
Adapun pembicara kedua, Dr. Ruby Hermanto, menjelaskan tentang Implementing Key Account Management (KAM) menggunakan metodologi sistem lunak (SSM) sebagai pendekatan proses perubahan. KAM merupakan sebuah proses yang digunakan sebagai penyempurnaan dalam penjualan secara business to business (B2B sales).
Pengimplementasian KAM merupakan perubahan yang signifikan dalam proses pemasaran-penjualan. Butuh waktu enam tahun untuk mematangkan proses ini.
Kegagalan yang terjadi pada KAM bukan disebabkan kegagalan strategi, struktur atau proses. KAM gagal karena ketidakefektifan dalam proses perubahan. Hal itu diperparah dengan kenyataan bahwa studi atau penelitian tentang KAM masih tergolong sedikit.
Checkland, seorang ahli kimia dari Universitas Oxford adalah bapak dari Soft-Systems Methodology (SSM). Ia awalnya adalah manajer research and development (R&D) yang merasa frustasi dengan situasi kehidupan nyata manusia yang tidak dapat diatasi dengan pendekatan ilmiah yang ada. Lalu ia memimpin program penelitian. Ia terlibat dalam proyek berdurasi lima bulan dengan menerapkan pendekatan rekayasa sistem keras untuk perusahaan. Berkat proyek itulah SSM terlahir.