Guru Besar Kewirausahaan SBM ITB Wawan Dhewanto menyatakan, kunci dari pemulihan perekonomian adalah integrasi antar aktor untuk memperkuat rantai kerjasama dengan pemasok, konsumen, mitra bisnis, dan komunitas sosial dalam lingkup ekosistem. Dengan integrasi tersebut, akan tercipta ekosistem kewirausahaan (entrepreneurial ecosystem).

Ekosistem kewirausahaan memungkinkan adanya interkoneksi antarpemilik perusahaan. Dengan ekosistem tersebut, perusahaan dapat bertahan, bahkan di kala pandemi covid-19. Hal ini tentu akan membuka ruang lapangan kerja dengan talenta spesifik yang baru.

Penciptaan ekosistem kewirausahaan itu adalah intisari dari orasi ilmiah Wawan Dhewanto yang disampaikannya dalma Orasi Ilmiah Guru Besar di Bandung, Sabtu, (17/9/2022).Wawan membawakan sebuah orasi bertajuk “Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan sebagai Solusi Pemulihan Ekonomi Bangsa.”

Menurut Wawan, untuk memperkuat pembangunan ekosistem kewirausahaan, ada delapan pilar yang perlu diperhatikan. Yakni, kebijakan, pasar, modal insani, pembiayaan, jaringan (network), budaya (culture), pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, inkubator dan akselerator bisnis.

Saat ini, kata Wawan, ada sejumlah fenomena ekonomi di Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya, namun tingkat kemiskinan dan tingkat penggunaannya tinggi. Kemudian tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2022 pun sebesar 5,83%. Tingkat kemiskinan pada 2022 berpotensi melonjak menjadi 10,81 persen (setara 29,3 juta penduduk miskin. Terakhir, masyarakat lebih memilih menjadi karyawan dibandingkan pengusaha.

Kehadiran pengusaha menurut Wawan sangat penting. Ada delapan tipe kewirausahaan, menurut Wawan, yang berpotensi sangat tinggi untuk mendukung pemulihan ekonomi tersebut. Yaitu, kewirausahaan teknologi, startup digital, kreatif, UMKM, korporasi, sosial, keluarga, dan wanita. Tipe-tipe ini selalu berkembang dan berpotensi untuk mengatasi krisis dan untuk memajukan ekosistem kewirausahaan.

Kontributor: Hadiyanti Ainun Atika, YP MBA 2021