“Membaca text book bisnis itu sangat pusing, tapi yang saya ikuti dari dua minggu yang lalu kok rasanya jadi asyik dan menyenangkan”, ujar Thomas Sutana, Pendamping Lokal Desa (PLD) Sribit dan Mendak, Kecamatan Delanggu yang ikut serta dalam sebuah acara pelatihan yang bertajuk “Pemberdayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Melalui Pengembangan Kompetensi Wirausaha”.
Kegiatan pelatihan tersebut adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 1-2 Oktober 2022 dan ditutup pada tanggal 16 Oktober 2022 di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Program ini dipimpin oleh Anggara Wisesa dan tim dosen SBM ITB yaitu Prameshwara Anggahegari, Irka Wijaya, Aria Bayu Pangestu, Amilia Wulansari, Wipti Eka Prahadipta, bersama dengan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ruspita Rani Pertiwi.
Program ini menyasar anggota kelompok pemberdayaan masyarakat yang ada di dua desa. Kelompok pertama adalah kelompok Mina Gatak Makmur dari Desa Sribit dan kelompok kedua adalah Generasi Muda Islam (Gemuis) Masjid Rohmat dari Desa Mendak. Alasan kedua kelompok tersebut dilibatkan adalah kemampuan kelompok dalam memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitar mereka, misalnya memanfaatkan saluran irigasi untuk beternak ikan nila dan memanfaatkan pekarangan untuk menanam jeruk lemon yang hasilnya digunakan demi kesejahteraan warga maupun anggota kelompok sendiri.
Pelatihan dilaksanakan dengan menekankan proses diskusi dengan beberapa latihan sederhana. Di sesi awal pelatihan, peserta diajak untuk merefleksikan kembali kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki, serta situasi yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi usaha mereka. Hasil akhirnya peserta diajak untuk menyusun Business Model Canvas (BMC) untuk memetakan model bisnis yang sudah mereka jalankan.
Pasa sesi berikutnya peserta diajak untuk mencoba aplikasi akuntansi gratis yang tersedia di google playstore dan diajak untuk merefleksikan performa usahanya. Di sesi akhir, peserta diajak berdiskusi untuk menyusun tahapan strategi sederhana yang sebaiknya dilakukan untuk mengembangkan usaha kelompok.
Karena format pelatihannya adalah diskusi, para peserta merasa tidak bosan. Mereka bahkan sangat antusias berbagi pengalaman, sehingga tiap peserta dapat saling belajar dari yang lain. Para peserta mengungkapkan bahwa mereka merasa bahwa pelatihan yang diberikan oleh tim dari SBM ITB dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah membuka mata mereka mengenai potensi yang ada di dekat mereka sendiri. “Dari kelemahan yang ada, kami jadi terbuka mencari solusinya”, ujar Joko, Ketua Mina Gatak Makmur.
Kegiatan ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari ITB dan juga bantuan dana modal usaha kepada kelompok Mina Gatak Makmur dan Gemuis Masjid Rohmat Mendak. Di dalam kata penutupnya, Anggara berharap bahwa bantuan dana modal usaha ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk implementasi strategi pengembangan kegiatan usaha berdasarkan hasil dari pelatihan ini.
“Dengan meningkatnya kompetensi wirausaha, diharapkan para pelaku usaha ini semakin mampu mengembangkan usaha mereka yang sedang maupun akan berjalan”, ujar Anggara. Minggu (16/10/2022).