Ikan nila saat ini masih menjadi primadona komoditas perikanan darat yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, sehingga budidaya jenis ikan tersebut banyak dilirik sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.
Demikian dikatakan oleh Anggara Wisesa yang memimpin kegiatan pelatihan dan pembekalan kepada kelompok pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh tim dosen dan mahasiswa SBM ITB bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Minggu (16/10/2022), di Balai Desa Sribit, kecamatan Delanggu, kabupaten Klaten.
Bersama dengan Anggara Wisesa, Aria Bayu Pangestu, Amilia Wulansari, Prameshwara Anggahegari, Wipti Eka Prahadipta, dan Irka Wijaya dari SBM ITB, dan Ruspita Rani Pertiwi dari UIN Sunan Kalijaga bergantian memberikan pelatihan dan pembekalan bertajuk Pemberdayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Melalui Pengembangan Kompetensi Wirausaha yang diselenggarakan selama tiga hari. “Dengan meningkatnya kompetensi wirausaha, diharapkan para pelaku usaha ini semakin mampu mengembangkan usaha mereka yang sedang maupun akan berjalan”, ujar Anggara, Minggu (16/10/2022).
Kegiatan ini melibatkan dua kelompok pemberdayaan masyarakat yang ada di desa Sribit dan Mendak, yaitu Mina Gatak Makmur dan Generasi Muda Islam (Gemuis) Masjid Rohmat Desa Mendak. Secara unik dua kelompok ini memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitar mereka dengan memanfaatkan saluran irigasi pertanian untuk beternak ikan nila, memanfaatkan pekarangan untuk menanam jeruk lemon, serta beberapa usaha lain yang hasilnya digunakan demi kesejahteraan warga maupun anggota kelompok sendiri.
Dilatarbelakangi oleh keprihatinan kurangnya pendampingan bagi usaha mikro, Anggara berpendapat bahwa upaya pemberdayaan masyarakat tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri, tetapi juga perlu melibatkan akademisi, pemerintah, industri, dan media yang dilakukan di dalam suatu bentuk kolaborasi sinergis antar pihak (pentahelix). Selain tim dosen dan mahasiswa dari dua kampus besar di Bandung dan Yogyakarta itu, acara ini dihadiri pula oleh Pendamping Lokal Desa (PLD) setempat, Thomas Sutana, yang dikenal sebagai salah satu tokoh yang telah merintis beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat dan menularkan semangat wirausaha serta ilmunya kepada warga.
Berbekal hasil penelitian lapangan untuk mengenali masalah yang dialami kedua kelompok, tim dosen mengajak para peserta merefleksikan kembali usaha yang telah mereka lakukan selama ini. Mereka diajak mengenali kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki, serta situasi yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi usaha mereka. Para peserta juga diajak berlatih menyusun Business Model Canvas (BMC), menyusun strategi bisnis berbekal analisis atas kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman, serta penyusunan laporan keuangan sederhana. Suasana semakin interaktif ketika para peserta dengan antusias berbagi pengalaman sehingga mereka pun dapat saling belajar dari sesama peserta.
Para peserta mengungkapkan ilmu yang diberikan oleh tim kolaborasi dosen SBM ITB dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini telah membuka mata mereka mengenai pentingnya mengenali kapasitas individu serta kelompok untuk keberlangsungan usaha. Selain itu pendekatan yang dilakukan oleh para pemateri berhasil mengajak mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam membangun strategi menjawab peluang dan tantangan yang ada.
Kegiatan ini pun ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dan juga bantuan dana modal usaha kepada dua kelompok itu. Para peserta pun diminta untuk tidak berhenti belajar ketika pelatihan selesai, melainkan menularkan apa yang sudah mereka dapatkan kepada warga lainnya. Apa yang sudah mereka pelajari perlu diteruskan secara berkesinambungan melalui sinergi yang konkrit dan berdampak nyata bagi kehidupan masyarakat, ujar Anggara menutup acara.