Negosiasi adalah bagian yang krusial dalam sebuah pengambilan keputusan. Negosiasi dibutuhkan atas dasar dunia yang saling berhubungan dan saling ketergantungan di mana negosiasi menjadi media setiap pihak untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan.
“Negosiasi adalah seni. Seni komunikasi untuk membujuk untuk percaya dan percaya, untuk mengenali tentang apa yang kita butuhkan dan kita memuaskan keputusan yang kita inginkan,” tutur Eka Yuliana. ST., MSM., (PhD Candidate), ketika mengisi kuliah tamu Rational Approach to Business Negotiation pada Jumat, 11 November 2022 secara online
Menurut Eka, setiap aktor sebagai internal model, mengalami masalah yang melibatkan aktor-aktor lainnya. Untuk memahami secara utuh masalah yang terjadi, pengambil keputusan perlu untuk mencari data dan fakta yang relevan untuk membantu membuat keputusan dalam proses negosiasi.
Sebagian orang salah mengira antara penawaran dan negosiasi adalah hal yang sama, tetapi sebenarnya berbeda. Dalam penawaran atau bargaining pada umumnya, orang akan melihat dari satu sisi yaitu keuntungan atau uang. Namun, negosiasi menawarkan lebih, yaitu value. Negosiasi lebih menekankan kepada “ mengapa” bukan “apa”.
Rashidah, salah satu mahasiswa internasional asal Malaysia yang juga menghadiri perkuliahan tamu pada hari tersebut membagi pengalamannya ketika bernegosiasi dengan orang lain. Ia memaparkan bahwa dalam dunia nyata, aspek penampilan pun diperhatikan saat melakukan negosiasi. Ia menilai dari segi dresscode yang digunakan harus sesuai dengan siapa kita akan berbicara.
Aspek komunikasi dalam negosiasi berperan sangat besar. Komunikasi non-verbal seperti gestur, nada suara, ekspresi wajah, mempengaruhi pemahaman pihak lawan untuk membantu memahami konteks secara lebih baik.
Dalam akhir sesinya, Eka mengingatkan bahwa dalam bernegosiasi, terlebih ketika berada di posisi sebagai pemimpin, banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ia menekankan jika negosiasi adalah sebuah seni dan perlu waktu untuk menguasainya.