Awas dan responsif menjadi 2 kata terpenting dalam 30 menit simulasi evakuasi kebakaran SBM ITB pada Selasa (15/10/2022). Harimukti Wandebori, Associate Professor di SBM ITB yang telah mengabdi selama kurang lebih 16 tahun sampai saat ini, menjadi pemimpin simulasi tersebut.
Simulasi ini menjadi salah satu bagian dari rangkaian safety drill yang telah dirancang untuk SBM ITB dari kurun waktu beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, SBM ITB telah melaksanakan simulasi evakuasi gempa.
“Kira-kira 3 bulan lagi akan ada safety drill yang lebih spesifik lagi, yaitu penggunaan alat pemadam api ringan atau APAR,” Ucap Harimukti melanjutkan penjelasan.
Dalam melangsungkan simulasi ini, SBM ITB menggandeng Unit Pelaksana Teknis Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (UPT K3L) ITB. Selain itu, Yayasan Kesehatan (Yankes) ITB juga turut berkontribusi dengan pengadaan ambulans agar simulasi dapat dilaksanakan semirip mungkin berdasarkan situasi yang dibayangkan.
Titik api simulas dibuat di di lantai 3 gedung utama, tepatnya di salah satu sepen. Meski tidak benar-benar terjadi, semua anggota civitas SBM ITB tetap tertib mengikuti instruksi yang diberikan oleh petugas keamanan. Harimukti mengatakan pelaksanaan simulasi ini berjalan dengan lancar meskipun ada beberapa teknis kecil yang terlewat.
“Secara awareness sudah, tetapi ada beberapa hal operasional yang masih belum berjalan, seperti fire sprinkler yang terpasang di langit-langit setiap lorong,” ujar Harimukti.
Oleh karena itu, dirinya berharap kedepannya alat-alat sudah dapat digunakan dan di-upgrade, dan Standard Operating Procedure (SOP) telah dibenahi sehingga proses evakuasi mampu menyelamatkan semua orang kapanpun musibah terjadi.