Membangun sebuah tim yang sukses memerlukan pendekatan sistematis. Beberapa tahapan mesti dilalui. Salah satu model pengembangan tim yang banyak digunakan adalah model Bruce Tuckman yang terdiri dari enam tahap, yaitu forming, storming, norming, performing, pendekatan pengembangan tim, dan tahap adjourning.
Yunita Anggraeni, Co-founder and Chief Operating Officer of Geekhunter, membahas pengembangan tim itu saat mengisi sesi The Greater Hub, program pengembangan startup SBM ITB di Bandung pada 9 Maret 2023. Yunita mendirikan Geekhunter pada Juli 2013 bersama Ken Ratri Iswari, sebagai agen perekrutan atau headhunter pertama di Indonesia yang fokus hanya pada peran IT.
Menurut Yunita enam tahap pengembangan tim diperlukan untuk membentuk tim yang solid. Tahap pertama adalah forming, menetapkan arah yang jelas, tujuan, nilai inti, dan menemukan nilai-nilai tim Anda. Penting untuk memupuk kegiatan membangun tim, kegiatan keterlibatan, dan menetapkan tujuan dan harapan yang jelas.
Tahap kedua adalah storming, ditandai dengan konflik dan ketegangan, resistensi terhadap norma kelompok, pertempuran untuk kekuasaan dan pengaruh, dan tantangan komunikasi. Penting untuk mengakui konflik dan mendorong komunikasi terbuka guna mengatasi masalah dan mencapai pemahaman bersama. Menetapkan aturan dasar untuk komunikasi dan kolaborasi dapat membantu mencegah konflik dari eskalasi.
Tahap norming melibatkan pengembangan norma, peningkatan komunikasi, lebih banyak kolaborasi, peningkatan produktivitas, lingkungan yang mendukung, dan peran dan tanggung jawab yang jelas. Menjelaskan peran dan tanggung jawab, menetapkan tanggung jawab pekerjaan yang jelas, kompetensi teknis, dan memiliki kamus kompetensi sangat penting untuk tim agar dapat berfungsi secara efisien. Merayakan keberhasilan, memberikan apresiasi, dan menerapkan pengakuan juga penting untuk membangun semangat dan motivasi dalam tim.
Sementara tahap performing ditandai dengan tujuan yang jelas, tingkat kepercayaan yang tinggi, komunikasi yang efektif, fleksibilitas, saling ketergantungan, dan perbaikan yang berkelanjutan. Mendorong otonomi dan delegasi, mengidentifikasi kebutuhan, memilih orang yang tepat, merencanakan delegasi, mengadakan pertemuan delegasi, membuat rencana tindakan, meninjau rencana.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dari tahapan forming, storming, norming, dan performing, kata Yunita, tim dapat efektif mengatasi tantangan dan menjadi lebih produktif. Selain itu, pendekatan pengembangan tim dan tahapan adjourning membantu untuk memupuk pembelajaran yang berkelanjutan dan memastikan bahwa anggota tim siap untuk peran dan tanggung jawab yang baru. Sebuah tim yang kuat dapat menjadi aset yang berharga bagi setiap startup, dan berinvestasi dalam pengembangan tim pada akhirnya dapat mengarah pada kesuksesan jangka panjang.