Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan “Artha” (IMK “Artha”)SBM ITB menerima perwakilan AlloBank dan Detikcom dalam rangka AlloBank x Detikcom Goes to SBM ITB di Auditorium Nemangkawi SBM ITB pada Selasa (11/3). Dua entitas bisnis di bawah grup CT Corp tersebut berbagi ilmu mengenai perencanaan branding dan keuangan yang efektif kepada para mahasiswa.
Head of Brand Communication Department Detikcom Aldy Giraldie memaparkan branding adalah strategi dalam menarik calon konsumen kepada produk atau jasa. Hal ini berbeda dengan marketing atau pemasaran, di mana pemasaran adalah strategi dalam membesarkan brand yang kita miliki, seperti promosi.
Maka dari itu, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan agar branding menjadi efektif. Pertama, memahami produk atau jasa yang akan akan dijual. Hal yang harus dipahami dalam proses ini adalah unique selling proposition (USP), competitive advantage, serta saingan yang sudah ada di industri tersebut.
Kemudian, pastikan kita mengetahui masalah yang akan diselesaikan. Hal ini penting agar kita dapat meyakinkan calon konsumen agar tak terkesan asal dalam memberikan solusi. Jika masalah tersebut sudah jelas, maka narasi tentang produk yang dipersiapkan akan betul-betul menjawab permasalahan. Terakhir, meriset keinginan pangsa pasar terhadap suatu produk atau jasa. Jangan membuat branding hanya karena keinginan.
Hal yang perlu diingat adalah branding merupakan investasi jangka panjang. Kita perlu memposisikan diri kita sebagai konsumen agar memahami consumer behavior, dimana kita paham tentang apa yang mereka perlukan atau inginkan dari produk atau jasa.
“Mengenai USP, kita perlu pula mengetahui persona yang akan dibawa. Apa pembeda produk atau jasa yang kita hadirkan, bagaimana identitas brand, hingga komunikasi brand,” tutur Aldy.
Sementara itu, menurut Key Account Manager AlloBank Samantha Leopard, banyak generasi muda saat ini bingung dalam menata keuangan. Padahal, dalam menata keuangan, terdapat rumus mudah yang bisa digunakan.
“Kita dapat membagi 50% pendapatan untuk memenuhi kebutuhan, 30% memenuhi keinginan, dan 20% untuk menabung,” jelas Samantha.
Namun, banyak yang ragu membedakan kebutuhan dan keinginan. Ia menjelaskan, kebutuhan merupakan sesuatu yang bersifat mengikat, bermanfaat untuk sehari hari, serta membelinya karena fungsi. Seperti makanan, tempat tinggal, hingga pakaian.
Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang sifatnya memenuhi kepuasan batin dan bersifat tidak mengikat. Banyak yang menyebutnya kebutuhan sekunder. Keinginan ini bisa saja seperti membeli gawai terbaru, pakaian modis terbaru, hingga menonton konser.
Dan terakhir, jangan lupa untuk menabung. Menabung bisa untuk menjadi dana darurat. Untuk mahasiswa, Samantha menjelaskan, besaran dana darurat sebesar lima kali dari nominal konsumsi pokok bulanan. Instrumen tabungan yang digunakan pun saat ini cukup banyak, baik menabung di bank ataupun berinvestasi.
Ketua Himpunan IMK “Artha” Naufal Dhamiri Syifa mengatakan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif. Ia berharap para peserta dapat mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari maupun kelompok bisnisnya masing-masing.