Mahasiswi Program Studi Manajemen angkatan 2024 SBM ITB Eli Sulistyowati, tampil sebagai pemenang utama dalam ajang bergengsi Social Innovation Ideathon yang diselenggarakan oleh World Research Institute (WRI) Indonesia, pada Kamis (25/5). Bersama rekan setimnya, Deftendy Virgiatman dari Jurusan Teknik Fisika dan Indira Akmalia Hendri dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, mereka menjuarai Ideathon, kompetisi yang bertujuan untuk memberdayakan individu-individu muda berusia 15 hingga 24 tahun untuk merancang solusi inovatif bagi tantangan-tantangan sosio-kota, khususnya Kota Bandung. Ideathon merupakan salah satu kegiatan penting dari program Safe and Sound Cities (SĀ²Cities).
Sepanjang kompetisi, para mahasiswa berbakat ini memulai perjalanan yang sulit. Mereka harus mengatasi berbagai kasus yang diberikan untuk bisa memberikan hasil yang terbaik. Eli mengatakan bahwa proses yang mereka lalui cukup menantang sekaligus bermanfaat. Mereka harus mengajukan konsep solusi, mengikuti sesi bimbingan, dan lokakarya dengan para ahli untuk menyempurnakan proposal mereka. Setelah itu mereka harus membuat presentasi yang menarik dan menampilkannya.
Tantangan utama yang harus diselesaikan oleh tim ini adalah masalah perundungan yang berkembang di kalangan siswa sekolah menengah di Bandung. Dengan tekad yang teguh dan semangat untuk melakukan perubahan, mereka meluncurkan solusi inovatif mereka yang diberi nama program “Bersuara”. Inisiatif ini bertujuan untuk memerangi dan mencegah perundungan melalui pendekatan holistik dan berkelanjutan, dengan menggunakan prinsip-prinsip kolaborasi pentahelix.
Motivasi di balik pemilihan program “BERSUARA” tersebut, menurut Eli, karena kepedulian yang mendalam terhadap masalah perundungan dan keterlibatan mereka sebelumnya dalam banyak program pengembangan masyarakat. Berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai mantan anggota Forum Anak Kebumen, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk menjaga kesejahteraan anak-anak dan menyediakan lingkungan yang aman untuk berkembang, Eli menekankan pentingnya mengatasi masalah yang dihadapi dalam kompetisi ini.
Deftendy, satu-satunya anggota laki-laki dalam tim, mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam atas kemenangan mereka yang luar biasa. Ia menjelaskan langkah apa saja yang mereka ambil untuk meraih kemenangan.
“Kolaborasi, pembagian tugas, dan komitmen yang teguh terhadap tugas merupakan landasan keberhasilan kami dalam kompetisi ini,” jelasnya, sambil menekankan pentingnya kerja sama tim dan dedikasi individu.
Berkat kemenangan itu, tim akan mendapatkan hibah. Total hibah substansial buat para pemenang mencapai Rp 550 juta untuk mewujudkan ide visioner mereka menjadi solusi nyata bagi masalah yang teridentifikasi. Dengan keyakinan yang tinggi, tim ini menjelaskan implementasi program “BERSUARA” mereka sebagai cara yang efektif untuk memberantas masalah perundungan di Bandung. Selain itu, mereka bercita-cita untuk meningkatkan kesadaran yang luas tentang masalah kritis ini dan menginspirasi upaya kolektif menuju resolusi.
Pencapaian gemilang dari tim yang luar biasa ini tidak hanya mencerminkan kemampuan mereka yang luar biasa, namun juga menunjukkan potensi besar kontribusi sosial dari mahasiswa ITB. Komitmen mereka terhadap perbaikan sosial menjadi inspirasi bagi semua orang, memicu dorongan kolektif untuk perubahan positif dalam masyarakat.