Dr. rer. Pol. Achmad Fajar Hendarman, S.T., M.S.M. dilantik sebagai Ketua Program Sarjana Manajemen di SBM ITB pada awal 2023 lalu. Lulusan angkatan pertama Magister Sains Manajemen (MSM) di ITB ini mengawali karirnya di SBM ITB sejak mengajar kuliah tutorial pada mata kuliah Strategi dan Manajemen Perubahan bagi angkatan pertama program sarjana SBM ITB pada tahun 2007.
Setelah lulus, Fajar masih mengajar paruh waktu kuliah tutorial tersebut dan baru menjadi dosen penuh waktu pada tahun 2011. Fajar melanjutkan sekolah doktoral di Jerman melalui beasiswa DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) dengan bidang penelitian Perilaku Manusia dan Perubahan Sosio-Ekonomi dan Ekonomi Inovasi, yang fokus di bidang sumber daya manusia (softskill dan hardskill inovasi individu). Sampai saat ini, Fajar masih mengajar di SBM ITB dalam kelompok keahlian People and Knowledge Management.
Lelaki asal Bandung ini memiliki hobi beraktivitas fisik sedari kecil. Seperti bermain sepak bola, futsal, biliar, kelereng, dan karambol.
Selain itu, Fajar juga aktif di organisasi seni seperti Lingkung Seni Sunda (LSS), bahkan pernah menjadi ketua pagelaran dalam salah satu acaranya. Saat ini, kedua hobi di bidang olahraga dan seni masih dijalaninya dalam bentuk bersepeda statis sambil mendengarkan lagu.
Ketertarikannya pada dunia mengajar dimulai sejak Fajar menempuh gelar sarjananya di Teknik Industri ITB. Aktif sebagai asisten di studio manajemen, Fajar mengajar adik kelasnya secara sukarela. Selain mengajar, Fajar bertemu dengan para dosen pendiri SBM ITB di studio manajemen.
Selain dunia mengajar, studi manajemen juga menumbuhkan minat Fajar pada sumber daya manusia. Fajar mengajar praktikum Perancangan Organisasi.
Selain aktivitas di studi manajemen, Fajar menyuburkan ketertarikannya dalam bidang sumber daya manusia melalui aktivitasnya sebagai Sekretaris Jenderal di himpunan dan Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA). Mata kuliah pilihan yang ia ambil saat itu, Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, semakin menguatkan ketertarikannya dalam bidang tersebut. Hasil pengalaman spiritualnya, dengan kontemplasi dari sisi psikologis usai ditinggalkan ibunya, juga berkontribusi terhadap ketertarikannya di bidang ini.
“Kompleksitas dalam mempelajari manusia lebih menarik dari hitungan matematis (keahlian saya). Namun, kombinasi keahlian matematis dan psikologis secara filosofis menjadi dasar di bidang bisnis dan manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat,” ungkap Fajar.
Strateginya untuk bisa mendapatkan beasiswa DAAD adalah pengalaman keterlibatannya dalam banyak proyek dan penelitian yang ia cantumkan dalam daftar riwayat hidup. Setelah beasiswanya diterima, Fajar harus mempelajari Bahasa Jerman terlebih dahulu selama 6 bulan sebelum menempuh pendidikan doktoral yang Ia selesaikan selama 3 tahun 3 bulan.
Melalui pembelajaran multidisipliner dengan belajar melalui bimbingan profesornya yang bergerak di bidang Ekonomi Inovasi dan profesor lain yang ahli di bidang Psikologi, Ekonometriks, Antropologi, Sosiologi, dan Hukum, pemahamannya dalam bidang sumber daya manusia semakin komprehensif.
Melalui pembelajaran multidisipliner tersebut, Fajar meraih gelar Doctor rerum politicarum (Dr. rer. pol), PhD (Doctor of Philosophy) versi negara Jerman.
“Hal paling menarik selama di Jerman antara lain di bidang penelitiannya. Budaya yang saya dapat adalah adanya diskusi mingguan dan tidak terburu-buru dalam melakukan inovasi dan riset,” kenang Fajar.
Sepulangnya menempuh pendidikan dari Jerman, Fajar menjalani proses untuk menjadi dosen tetap SBM ITB (non PNS) dan ditetapkan pada tahun 2019. Sejak saat itu kegiatannya meliputi mengajar, penelitian, pengabdian masyarakat, dan menjadi tim pengembangan institusi. Dengan mengemban jabatan selama 2 tahun, ini merupakan pertama kalinya Fajar menjadi ketua secara struktural.
“Memimpin bisa dibilang sebuah panggilan atau bisa jadi memang kemampuan yang berkembang terus dalam diri saya. Mencapai tujuan bersama dan memberikan dampak kesejahteraan juga sesuai visi saya. Ini salah satu yang memotivasi diri saya untuk menjadi pemimpin,” ungkap Fajar yang tidak hanya menjadi ketua program studi, namun aktif menjadi ketua di organisasi lain.
Sebagai ketua yang visioner, Fajar berharap dalam perannya sebagai ketua program studi, sinergitas antara SBM ITB dengan ITB sendiri bisa berjalan lebih baik dan memberikan pelayanan dan pembelajaran dengan kualitas yang terjamin bagi semua mahasiswa dan civitas. Ia menganggap visinya tersebut akan tercapai melalui usaha dan kerja keras tanpa henti. Proses merupakan jalan yang tidak bisa dihindari dan harus selalu dihadapi dengan mental yang kuat.