Proses komersialisasi teknologi menjadi aspek penting dalam kemajuan bangsa. Perguruan tinggi sebagai pusat riset memiliki potensi besar untuk berkontribusi melalui proses komersialisasi produk-produk riset. Efektivitas proses komersialisasi di perguruan tinggi bisa ditingkatkan dengan upaya perbaikan terus-menerus.

“Perlu dilakukan kolaborasi dengan industri dan upaya sandboxing riset menjadi tantangan yang perlu didiskusikan di forum ini,” kata Peneliti dari Lembaga Penelitian, Inovasi dan Komersialisasi (LPIK) ITB Arif Sasongko dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Manajemen Komersialisasi Teknologi di Perguruan Tinggi” di Bandung pada Rabu (12/7).

Management of Technology Laboratory (MoT) SBM ITB dan LPIK ITB menyelenggarakan FGD ini untuk melihat sejauh mana praktik komersialisasi teknologi yang berkembang di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sejumlah narasumber turut hadir mengisi FGD, di antaranya Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan, Sekretaris Lembaga Bidang Transfer Teknologi LPIK ITB Rofiq Iqbal, S. T, M. Eng, Ph. D., Komisaris PT Rekacipta Inovasi ITB Gilarsi Wahju Setijono, Direktur BPUDL-ITB Deddy Priatmodjo Koesrindartoto, Ph.D., Direktur PUI UGM Hargo Utomo, Kepala LKST IPB University Prof. Erika Budiarti Laconi, para investor (MDI Telkom), perwakilan industri (SME dan startup) seperti Lintasarta dan Kazee, perusahaan (BUMN dan swasta), serta perwakilan dari pemerintah.

Direktur Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB Deddy Priatmodjo Koesrindartoto menyoroti skema komersialisasi riset kampus yang masih dirasa overlap sehingga perlu di orkestrasi lebih baik.

“Kolaborasi antara usaha-usaha komersialisasi riset di ITB, seperti yang sudah dilakukan oleh PT Rekacipta Inovasi ITB dan LPIK perlu dikelola dengan baik,” tambah Deddy.
Direktur PUI UGM, Hargo Utomo, menambahkan bahwa salah satu faktor penting dalam usaha komersialisasi adalah pemahaman akan kebutuhan dan perilaku pasar.

“Komersialisasi inovasi teknologi lebih banyak bertumpu pada olah seni dibanding ilmu,” jelas Hargo.
Sementara itu, Kepala LKST IPB University, Prof. Erika Budiarti Laconi, memaparkan upaya-upaya IPB University dalam komersialisasi dengan semangat satu pintu, di mana seluruh usaha komersialisasi difasilitasi oleh IPB.

“Di IPB tidak ada dosen yang bekerja sendiri, semua melalui LKST IPB University,” ungkap Erika.
Diharapkan dengan diselenggarakannya FGD tersebut, semua pihak dapat memperoleh wawasan mengenai solusi dalam peningkatan efektivitas komersialisasi teknologi di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan inovasi di Indonesia.

Kontributor: Bashravie Thamrin, Manajemen 2024