Inspirasi datang dalam berbagai bentuk. Kadang dari perjalanan hidup seseorang yang menghadapi tantangan luar biasa.
Begitulah yang bisa kita ambil dari perjalanan Rahadhian Adhitya Gangga, yang akrab dipanggil Gangga. Lulusan program MBA Executive (EMBA) 2023 ini memperlihatkan bagaimana dedikasi dan tekad mampu mengatasi hambatan untuk menorehkan catatan yang inspiratif. Dedikasi pada pekerjaan, kemauan untuk terus belajar, dan cinta pada keluarga yang dapat menjadi contoh bagi banyak orang.
Setahun setelah lulus dari S1 Teknik Kimia Universitas Indonesia yang diselesaikannya pada tahun 2013, Gangga mulai berkarir di Total E&P Indonesia. Perjalanan panjangnya mengantarkan ia menjadi Well Intervention Supervisor di Pertamina Hulu Mahakam sejak tahun 2018 hingga sekarang.
Gangga terbiasa hidup setengah bulan di area Kalimantan Timur dan setengah sisanya di rumahnya di Bekasi. Gangga membuktikan bahwa kesuksesan adalah hasil dari kerja keras dan komitmen yang tak tergoyahkan.
Mengapa seorang supervisor yang telah memiliki pengalaman yang luas seperti Gangga memutuskan untuk mengambil kelas MBA? Dalam wawancara eksklusif (4/8), Gangga menjelaskan bahwa keputusannya bermula dari dorongan untuk mengasah kemampuan kepemimpinannya.
“MBA adalah kesempatan untuk menggabungkan keahlian akademis dengan pengalaman praktis dalam kepemimpinan,” ujarnya. “Tidak hanya tentang bisnis dan keuangan, tetapi juga tentang pengelolaan manusia dan operasional.”
Gangga mengatakan bahwa pengalaman yang dihadapi dalam pekerjaan, menjadi seorang supervisor yang harus mengarahkan banyak orang, membuat ia merasa perlu untuk belajar lagi menjadi seorang executive leader yang lebih baik. Gangga kemudian berbagi momen berharga dalam kuliah yang telah mempengaruhi perjalanan karirnya.
“Kelas operasional dan business leadership memberikan dampak besar terhadap pekerjaan saya. Bagaimana mengelola orang, pekerjaan, dan memimpin dengan sejalan dalam kegiatan operasional menjadi sangat berarti,” ceritanya dengan antusias.
Namun, banyak juga tantangan datang dalam perkuliahan.
“Pada saat saya bekerja di lapangan dan memiliki jadwal yang padat, tugas-tugas kuliah dan presentasi harian menjadi ujian sejati bagi waktu dan komitmen saya,” tambahnya.
Menciptakan keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kuliah bukanlah tugas yang mudah. Gangga mengungkapkan bahwa waktu menjadi aset yang sangat berharga dalam perjalanan ini.
“Saat sedang bertugas, saya mengalokasikan waktu istirahat untuk belajar dan membaca materi. Di saat off duty, saya membagi waktu untuk keluarga dan belajar lagi. Ini adalah pengorbanan, tapi komitmen saya tak pernah kendur,” tegasnya.
Tantangan dalam kuliah secara daring pun tidak luput dari pengalamannya. Sinyal internet yang sering terputus saat sedang berada di site dan keterbatasan interaksi langsung dengan dosen menjadi ujian tersendiri.
Membagi komitmen antara pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri yang dilalui oleh Gangga bukanlah sesuatu yang gampang. Namun, Gangga membagikan tiga tips berharga bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejaknya.
Pertama, tentukan tujuan. Tujuan yang jelas dan tahu apa yang ingin dicapai. Kedua, minta dukungan orang terdekat. Mendapatkan dukungan dari orang terdekat sangatlah penting. Mereka adalah penopang semangat.
“Dibalik seorang suami yang sukses, selalu ada istri yang luar biasa,” ucapnya menggambarkan bagaimana dukungan istri dan keluarga dalam perjalanan karir dan pendidikan Gangga.
Ketiga, komitmen dan siap berkorban.
“Mimpikan, ambil langkah kecil, dan konsisten. Agar tujuan tidak berakhir hanya menjadi mimpi.”