Titik lemah yang banyak ditemui perusahaan, terutama perusahaan besar, adalah tidak bisa membawa ide inovasi ke pasar. Hal itu turut dialami oleh Telkom Indonesia, perusahaan milik negara sektor telekomunikasi.

“Telkom juga membutuhkan waktu lama untuk komersialisasi inovasi baru,” ungkap Irfan Budiman, Project Leader Telkom Indonesia saat mengisi kuliah tamu Management of Innovation Technology and Entrepreneurship (MITE) kelas Executive MBA ITB pada 2 September 2023.

Peserta mata kuliah Management of Innovation Technology and Entrepreneurship SBM ITB mengerjakan simulasi formulasi inovasi dengan 4 Actions Framework (2/9/2023).

Menurut Irfan, Telkom Indonesia baru bisa meluncurkan Indihome sebagai fiber internet service provider pada 2015, tujuh tahun setelah fiber internet ditemukan. Inovasi-inovasi yang sudah berada di tahap komersial pun tidak dapat dijamin kesuksesannya. Peluncuran produk yang inovatif harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pasar.

Strategi Telkom Indonesia adalah Customer Focus, yaitu strategi poliferasi inovasi dalam tingkat grup yang didukung oleh ekosistem inovasi, serta berfokus kepada masalah yang akan dipecahkan dalam masyarakat. Terdapat tiga tipe strategi Telkom Indonesia dalam menumbuhkan inovasi: Build, Buy, dan Borrow.

Build berarti Telkom Indonesia mendapat inovasi dari internal perusahaan dan membangunnya dengan sumber daya sendiri. AMOEBA adalah platform inkubasi inovasi yang disediakan bagi karyawan Grup Telkom Indonesia. Dalam platform ini, karyawan akan diberi mentor dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun inovasinya.

Sementara Buy berarti Telkom Indonesia, melalui MDI Ventures, mengakuisisi start-up yang dirasa dapat memberikan inovasi komplementer bagi produk dan proses bisnis Telkom Indonesia. Lain halnya dengan Borrow, yaitu kerja sama Telkom Indonesia dengan pihak ketiga yang dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan bisnis Telkom Indonesia.

Kelas diakhiri dengan simulasi pembuatan produk menggunakan 4 Actions Framework. Peserta diminta untuk membuat analisis produk berdasarkan empat faktor: Reduce, Raise, Eliminate, dan Create.

Reduce adalah semua faktor yang harus dikurangi, tetapi masih dibutuhkan, dari sebuah produk. Raise berarti semua faktor yang ditambahkan ke dalam sebuah produk. Dan, eliminate adalah semua faktor yang harus dihilangkan. Sementara create berarti semua faktor yang belum ada tetapi perlu ditambahkan kepada sebuah produk.

Sonny Rustiadi, dosen pengampu mata kuliah MITE, menyatakan bahwa kelas ini mengedepankan praktis-praktis dari konsep yang dipelajari di kuliah dalam sebuah konteks perusahaan non start-up.

“Inovasi juga dapat dilaksanakan oleh korporasi,” tegasnya.

Hal tersebut diamini oleh Ratih Siti Rachmawati, salah satu mahasiswa kelas Executive MBA. Dia meyakini semua jenis perusahaan perlu inovasi dan disrupsi sehingga. “Kita bisa memilih apakah kita menjadi objek atau subjek dari disrupsi tersebut,” ungkar Ratih.

Foto bersama Irfan Budiman, Sonny Rustiadi, dan peserta kelas hybrid Executive MBA ITB
Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69