September 2023 merupakan awal yang baru untuk Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME. Dia resmi menjabat Dekan baru SBM ITB.
Perjalanan Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME atau yang kerap disapa Pulung dalam mencapai titik ini tidaklah singkat. Terlahir di Kota Bandung, Pulung nomaden pada awal kehidupannya, berpindah-pindah, hingga akhirnya menyelesaikan pendidikan SMA di Jakarta.
Pada tahun 1977, ia masuk ke jurusan Teknik Mesin ITB (dahulu masih menjadi bagian dari FTI ITB). Pilihannya itu kontras dari tren orang-orang sekelilingnya yang ingin masuk Teknik Elektro sebagai jurusan dominan pada saat itu.
Pulung lalu memulai karirnya sebagai dosen ITB pada tahun 1982, mengajar di kelas dan berlanjut menjadi PNS di 1984. Dua tahun kemudian, beliau melanjutkan pendidikannya dengan memulai S2 di University of Michigan, diikuti dengan S3 kembali di ITB dari 2008 hingga 2012. Pulung tidak pernah mengalami kesusahan apapun selama melaksanakan pendidikannya dari sekolah hingga sekarang, dan bahkan terpilih sebagai perwakilan angkatan dalam membawakan pidato pembukaan pada wisuda S3-nya.
Sebuah Mimpi untuk Terbang Tinggi
Salah satu mimpi awal Pulung adalah untuk menjadi seorang insinyur. Beliau bahkan sudah mendapatkan tawaran beasiswa dan kerja ketika lulus, tetapi memilih untuk menjalankan kerjanya sebagai dosen pada saat itu.
Pada periode inilah perspektifnya tentang kehidupan dosen berubah. Ternyata dosen tidak hanya mengajar saja, tetapi juga harus melaksanakan berbagai macam riset dan bentuk partisipasi dalam industri agar berkualifikasi untuk membawakan materi tersebut di kelas.
Pulung menemukan kedudukannya pada Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dan memulai karirnya dalam dunia administratif fakultas tersebut. Peran strukturalnya dimulai dari pembimbing kemahasiswaan di 2006 hingga Wakil Dekan Sumberdaya di 2011 dan menjabat selama dua periode di FTMD ITB.
Ketika COVID-19 melanda Indonesia, Pulung merasakan dorongan untuk memanfaatkan waktunya dengan baik agar dapat memberikan dampak positif pada dunia di sekitarnya. Keinginan ini terjawab dalam sebuah kesempatan untuk bekerja sebagai Pelaksana Tugas Wakil Dekan Sarana Prasarana Sumberdaya di SBM ITB.
Pulung mengambil kesempatan ini tanpa berpikir lama. Sekarang, ia sudah menjadi Dekan di SBM ITB. Karena sudah merasa lama berinteraksi dan mengenal staf di SBM, serta sudah mendalami berbagai hal dalam sekolah ini, ia merasa bahwa posisi ini cocok dengannya.
Tantangan yang Dilewati
Motivasi Pulung didorong oleh sebuah rasa ketulusan dan itikad baik. Beliau percaya bahwa dua hal ini adalah aspek paling penting yang telah membantunya sampai ke titik ini. Ia juga berkaca banyak pada pengalamannya dalam proses bisnis ITB ketika masih di FTMD, dan bagaimana ia telah membekali dirinya dengan berbagai macam kompetensi yang akan membantunya sekarang. Contohnya, kompetensi mengidentifikasi masalah, mendesain pendekatan dan metode sintesa solusi, manajemen konflik, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ia merasa bahwa kepercayaan diri merupakan sebuah kompetensi yang sangat penting, tidak hanya bagi seorang pemimpin, tetapi juga bagi diri kita masing-masing. Seseorang yang tidak mampu mengambil keputusan dengan sendirinya akan mengalami kesusahan memimpin baik dirinya maupun orang lain, karena arah yang diambil akan terus berubah-ubah mengikuti pendapat dan kata-kata orang lain. Pemimpin harus tahu kapan mereka harus agresif dan terus terang, sesuatu yang ia terus mempraktekkan hingga hari ini.
Membuka Jalan untuk Tujuan Berikutnya
Dengan menjadi Dekan di SBM ITB, Pulung memiliki tujuan membuat sebuah fondasi yang kuat dan komprehensif untuk menjembatani SBM hari ini dengan sebuah masa depan yang lebih terang, layaknya air traffic control memberikan konfirmasi bagi pesawat yang ingin mendarat di runway. Ia percaya bahwa perubahan ini adalah langkah besar ke depan terutama dalam perspektif administrasi, dengan memberikan arah yang jelas dalam sebuah dunia bisnis yang terus berubah.
Salah satu perubahan yang penting dalam periode ini adalah eliminasi komponen-komponen yang kurang penting dalam birokrasi. Pulung berusaha untuk mengimplementasikan komunikasi dalam administrasi SBM ITB yang bersifat agile, terutama antara SBM dengan ITB sendiri.
Ini memberikan kesempatan bagi SBM ITB untuk melakukan pengambilan keputusan penting dengan lebih cepat karena alur kerja yang lebih singkat, serta juga memberikan transparansi yang lebih baik mengenai bagaimana komunikasi itu dilakukan antara komponen penting yang terlibat. Pulung juga berusaha untuk memberikan akomodasi dan fasilitas yang cukup untuk staf dan mahasiswa, serta juga atmosfer akademik dan kerja yang berkualitas.
Pesan untuk Warga SBM ITB
Pulung mengingatkan lagi bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri. Di luar Indonesia, banyak universitas yang posisi dekannya dibuka, sehingga tidak jarang posisi tersebut dipegang oleh seseorang dari luar.
Hal ini juga terjadi pada Pulung, seseorang dengan latar belakang FTMD yang sekarang bekerja di ranah SBM. Ia akan bekerjasama dengan Dr. Ir. Subiakto, M.B.A., RFA, QWP, CFP sebagai Wakil Dekan Akademik, dan Prof. Tjandra Anggraeni, Ph.D. sebagai Wakil Dekan Sumberdaya untuk mengurus seluruh proses bisnis SBM ITB dan memastikan perkembangan secara berkelanjutan. Dengan seperti ini, ia berharap bahwa staf SBM ITB bersedia untuk terus bekerjasama dan memberikan dukungannya.
Untuk para mahasiswa, Pulung mengingatkan akan pengalaman unik mahasiswa SBM ITB. Kendati durasi kuliah lebih singkat, lulusannya sangat berkualifikasi, terbukti berdasarkan hasil tracer study. Pulung mengajak mahasiswa memanfaatkan kesempaan belajar sebaik mungkin di sebuah sekolah berakreditasi AACSB seperti SBM ITB.
“For the Greater Good”. Pulung berusaha untuk mengejar sebuah mimpi yang lebih tinggi lagi, tidak hanya memenuhi “greater good” saja, tagline SBM ITB, tetapi juga menjadi yang paling baik, “to always be the greatest good”. Begitulah perubahan yang Pulung ingin bawakan dalam periodenya sebagai Dekan SBM ITB.