Kolaborasi empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung lintas jurusan berhasil meraih penghargaan Best Sustainability Hack dalam kompetisi Garuda Hacks 4.0 pada Juli 2023 lalu. Keempat mahasiswa yang tergabung dalam Binabisa tersebut adalah Ramel Akil Pratama (Manajemen2024), Fajar Herawan (Teknik Informatika 2024), Muhammad Hanan (Teknik Informatika 2024), dan M Farhan Fahrezy (Teknik Informatika 2024).
Binabisa merupakan satu dari 70 proyek yang masuk dalam hackathon ini. Binabisa merupakan aplikasi penilaian kerja berbasis AI untuk penyandang disabilitas di Indonesia. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa hanya 2 dari 5 penyandang disabilitas yang dipekerjakan di Indonesia, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kecukupan dan keadilan kesempatan kerja bagi mereka.
“Oleh karena itu, kami terinspirasi untuk mengembangkan solusi yang memanfaatkan kemampuan AI untuk menyamakan kedudukan dan mengatasi ketidakseimbangan dan diskriminasi yang mencolok ini,” kata Ramel pada 19 Oktober.
Ramel, mahasiswa Manajemen Sekolah Bisnis Manajemen ITB mengatakan, ini adalah pertama kalinya ia mengikuti kompetisi hackathon, apalagi hackathon yang erat kaitannya dengan coding yang jauh dari ranah manajemen. Berasal dari jurusan yang berbeda bukanlah sebuah penghalang, melainkan sebuah kesempatan untuk bisa mendapatkan perspektif dari berbagai sisi dan juga berbagi tugas mulai dari ide hingga implementasi. Dalam hackathon kali ini, terdapat 3 pilihan topik, yaitu Sustainability, masa depan AI, dan pemberdayaan pemuda.
“Setelah melakukan riset dan diskusi yang mendalam, kami dengan suara bulat memutuskan untuk fokus pada isu inklusivitas untuk proyek kami. Ide kami datang dari sebuah pertanyaan kritis: Seperti apa masa depan AI?” ujar Ramel.
Menurut Ramel, Binabisa selaras dengan tujuan 8 dan 10 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB. SDG 10 bertujuan untuk menghapus ketidaksetaraan, sementara SDG 8 berfokus pada mempromosikan pekerjaan yang layak dan kemakmuran ekonomi. Ramel mengungkapkan bahwa motivasi tim juga mencakup perspektif Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST), mempromosikan keberagaman dan aksesibilitas menggunakan AI, dan melayani berbagai macam disabilitas.
Garuda Hacks 4.0 sendiri merupakan hackathon bagi talenta-talenta terbaik dunia berkompetisi menyelesaikan tantangan-tantangan paling mendesak di dunia dengan menggunakan teknologi. Tahun ini untuk pertama kalinya diadakan secara offline. Kompetisi ini diselenggarakan di kampus 2 Universitas Tarumanagara, dengan total waktu yang diberikan selama 36 jam. Ramel berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa yang ingin berkompetisi, bahwa tidak perlu meniru orang lain, tidak masalah untuk membuat kesalahan dan mengeksplorasi apa yang membuat kita tertarik.