Semua orang rasanya bermimpi punya bisnis skala besar dengan modal yang seminimal mungkin. MPStore kini boleh dibilang sebagai bisnis besar dengan modal kecil.
Founder & CEO MPStore Abdul Muidz mengatakan, dirinya memulai MPStore dari skala kecil. Keberadaan MPStore dimulai ketika Muidz bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Muidz bekerja ketika masih aktif kuliah di Universitas Trunojoyo pada 2007.
“Tahun 2007-2015 itu aku kerja. Dimulai dengan posisi Sales Canvaser yang keliling kurang lebih 37 toko setiap hari,” ujar Aad, sapaan akrab Abdul Muidz.
Aad membagikan pengalaman membesarkan MPStore itu saat mengisi talkshow Fridaypreneurship yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan “Artha” (IMK “Artha”) Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung di Auditorium Nemangkawi Labtek XIX Freeport SBM ITB, Selasa (31/10). Dimoderatori oleh dosen SBM ITB Erlangga Mahardhika, Fridaypreneurship kali ini membahas topik yang cukup menarik, “Mimpi Besar, Modal Kecil”.
Karir Aad bisa dibilang cukup mentereng dalam pekerjaan. Ia berhasil menggapai posisi supervisor dengan cepat. Tiga bulan kemudian mendapatkan promosi menjadi Branch Manager. Enam bulan setelahnya dipromosikan lagi menjadi Regional Sales Manager, hingga pada posisi terakhirnya menjadi Senior General Manager.
Tesis magisternya kemudian meneliti perilaku pembeli dalam tujuh tahun kedepan. Ia menemukan, pelanggan yang awalnya suka membawa uang tunai ke toko offline akan beralih ke toko online dan membayar dengan pembayaran digital.
Menyadari hal itu, Aad mendirikan M-Pulsa pada 2019 saat dirinya masih beekrja di perusahaan lama. M-Pulsa menawarkan solusi bagi pedagang hingga individu penjual pulsa untuk bertransaksi lebih cepat, murah, cerdas dan besar. Mereka menawarkan ke toko pulsa di seluruh Indonesia. Pada 2022 M-Pulsa rebdranding menjadi MPStore.
Aad sengaja memilih UMKM sebagai target pasar karena loyalitas mereka. Jika dapat memberikan nilai tambah dan manfaat bagi UMKM, mereka cenderung akan loyal dengan jasa yang kita berikan.
Berbeda dengan usaha berskala besar yang cenderung akan berbicara laba dan rugi yang akan mereka dapatkan jika menggunakan jasa kita. Dengan menggaet UMKM, saat ini MPStore sudah memiliki rekanan outlet aktif sebanyak 488.000.
Kesuksesan ini tidak lepas dari mitigasi kegagalan yang dibuat Aad. Kegagalan itu biasa dalam bisnis, namun harus dimitigasi. Jika menemui kegagalan, teruslah mencari peluang baru. “Kalau Anda belum berkeluarga, all in saja. Nggak usah takut,” tambahnya.
Aad mengaku memulai usaha MPStore saat masih bekerja di perusahaan orang. Ia kemudian mengeksekusi ide usahanya itu menggunakan tabungan dan uang bonus yang didapatkan di perusahaan lama. Sejak awal mendirikan MPStore, ia tak pernah mau menerima funding. Hingga saat ini, ia belum mengambil dividen, hanya gaji sebagai CEO. Laba terus diputar menjadi capital expenditure (Capex).
“Ada tuh, 2020, salah satu supplier kami dari Rusia datang mau membeli MPStore karena dirasa lebih profit. Saya nggak mau, karena takut salah ambil decision perhitungan valuasi bisnis,” cerita Aad.
Tahun 2021 Aad sempat bertemu dengan salah satu VC yang berminat untuk berinvestasi. Namun MPStore dianggap kurang fit terhadap pasar dan belum mencapai Minimum Viable Product (MVP). Sejak itu, Aad fokus menargetkan pendanaan dari initial public offering (IPO).
Menurutnya, lebih baik mencari pendanaan lewat IPO daripada VC atau angel investor. Banyak VC dan angle investor keluar secara mendadak saat perusahaan mulai jatuh, sehingga hal ini semakin menjatuhkan perusahaan.
Aad menekankan pentingnya memahami valuasi bisnis. Itulah sebabnya ia merekrut chief financial officer (CFO) pada tahun 2023 untuk memuluskan rencana IPO. Akhirnya MPStore berhasil IPO di papan pengembangan, yaitu kelompok perusahaan dengan aktiva bersih lebih dari Rp 5 miliar sampai Rp 100 miliar. “Jadi jangan berkecil hati untuk usaha beraset kecil. Semua bisa IPO kok.” tambahnya.
Kepada pengusaha baru, Aad mengingatkan agar jangan mudah tergiur mengambil laba. Berdasarkan pengalamannya, ia bersama rekan-rekan terus memutar laba menjadi capex, sehingga dapat mengembangkan MPStore dari aset sekitar jutaan menjadi miliaran seperti saat ini.