Penting bagi pelaku bisnis untuk terus menumbuhkan kesadaran akan pengelolaan sampah dan energi bersih. Penerapan prinsip-prinsip ini tidak hanya menjamin pengelolaan lingkungan hidup namun juga menumbuhkan praktik-praktik berkelanjutan bagi kesuksesan bisnis jangka panjang.
Topik pengelolaan sampah, energi bersih, dan langkah-langkah proaktif melawan perubahan iklim itu jadi pembahasan utama dalam seminar bertajuk “Waste Management & Clean Energy” yang diadakan oleh Program Sarjana Manajemen SBM ITB bekerja sama dengan Seed Center di Auditorium Lantai 6, Gedung Freeport, Bandung (15/11). Seminar ini juga mengundang pembicara dari PT Rantai Oxygen Indonesia (ROXI) dan Garda Pangan.
Dr. rer. pol. Fajar Hendarman,S.T., M.S.M, Ketua Program Sarjana Manajemen SBM ITB, dalam sambutannya menekankan pentingnya mengembangkan pola pikir global, keberlanjutan, dan praktik etis dalam mengelola limbah dan mempromosikan energi bersih dalam operasional bisnis.
Sementara itu, Chief Business Officer PT Rantai Oxygen Indonesia (ROXI) Dean Benitez menjelaskan tentang fakta perubahan iklim dan berbagai strategi yang dapat dipilih oleh organisasi bisnis untuk secara proaktif mencegah dampak perubahan iklim dan berkontribusi pada rencana keberlanjutan di masa depan.
“Dalam kehidupan ini, kita diberikan dua rumah. Yang pertama adalah tubuh fisik kita dan yang kedua adalah planet kita. Untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi umat manusia, kita harus melindungi pertahanan terbaik kita terhadap perubahan iklim: pepohonan. Organisasi bisnis yang lebih sadar lingkungan menjadi sangat penting dalam melestarikan bumi kita,” jelas Dean.
Adapun Founder & CEO Garda Pangan Eva Bachtiar menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan produksi sampah makanan terbesar kedua di antara negara-negara G20. Ini adalah masalah besar namun belum banyak ditangani.
“Jika kita berbicara tentang food loss, ada tiga dampak yang perlu kita cermati, yakni dampak ekonomi, dampak lingkungan, dan dampak gizi atau sosial,” jelas Eva.
Sebagai sebuah social enterprise dengan dua tujuan besar yakni pemberantasan food loss dan limbah pangan, Garda Pangan melakukan beberapa inisiatif dalam memerangi food loss dan limbah pangan, mengatasi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari krisis ini. Dari hierarki pemulihan pangan hingga advokasi kebijakan, pendekatan komprehensif Garda Pangan telah menghasilkan dampak yang signifikan, yakni berhasil menyelamatkan lebih dari 500.000 porsi pangan, menyelamatkan 130 ton potensi kehilangan dan limbah pangan, melayani lebih dari 27.000 penerima manfaat dari masyarakat pra-sejahtera, 120 ton sisa makanan diolah menjadi pakan ternak, hingga berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup signifikan.
Para pembicara dan hadirin seminar menyerukan untuk melakukan upaya kolaboratif antara pelaku usaha, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk mendorong perubahan berkelanjutan dan memerangi perubahan iklim serta mengatasi kerawanan pangan.