Asosiasi Mahasiswa MBA Institut Teknologi Bandung (ASOMBA ITB) bekerja sama dengan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyelenggarakan seminar yang bertajuk “PII Goes to Campus, Building Financial Futures with IPCC & IPCM” di Bandung (16/12). PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII) atau Pelindo Investama merupakan perusahaan investasi yang membawahkan IPCC dan IPCM. Seminar menghadirkan sejumlah pembicara dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Mandiri Sekuritas,Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, dosen dan mahasiswa SBM ITB.
Direktur PII Ikhwanoe dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi PII dalam memberikan literasi dan edukasi tentang investasi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa. Mengetahui fenomena jeratan pinjaman online yang makin marak, PII ingin mengajak para mahasiswa untuk mulai berinvestasi sejak dini.
“Investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai financial freedom di masa depan,” ujar Ikhwanoel.
Kepala Bagian Pengawasan Pasar Modal Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK Tjandra Nyata Kusuma juga menyampaikan pentingnya berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Ia mengingatkan para mahasiswa untuk berhati-hati dalam berinvestasi, terutama terhadap investasi ilegal.
Menurut Tjandra, sebelum berinvestasi, perlu diperhatikan tujuan, risiko, dan profil dalam berinvestasi di pasar modal. Sumber dana untuk berinvestasi disarankan dari dana lebih atau uang dingin.
Tjandra menjelaskan penyedia produk investasi harus memiliki izin resmi. Mahasiswa jangan sampai tergiur dengan promosi oleh penyedia yang tidak jelas apalagi tidak memiliki izin resmi. Beberapa modus penipuan yang sedang tren saat ini menurut Tjandra adalah binary option, robot trading, aset kripto, dan money game.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat Achmad Dirgantara menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek investasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya informasi, takut investasi bodong, dan dianggap judi.
Adapun Subiakto Sukarno, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, menyampaikan bahwa investasi adalah salah satu cara untuk mengatasi inflasi. Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
Seminar juga membahas mengenai analisis keuangan, pengelolaan, pengunaan, bahkan cara membaca laporan keuangan. Tak luput pembahasan tentang jenis investasi. Ada yang jangka panjang dan jangka pendek serta memperhatikan aspek tujuan, durasi, risiko, dan potensi keuntungan. Pilihan instrumen untuk berinvestasi ada emas, properti, deposito, saham, reksa dana, dll.
Sebagai pengingat, Subiakto Sukarno menyampaikan, jangan sampai pasar modal menjadi pasar modar. Pelajari segala hal tentang keuangan dengan instrumennya agar kelak kita semua dapat mencapai tahap financial freedom di masa mendatang.