18 Januari, 2024. Dalam rangka merayakan hari ulang tahun SBM ITB. yang kedua puluh, hari ini, diadakan Leader’s Talk dengan beragam panel pemimpin bisnis modern. Topik yang didiskusikan mencakup penemuan kembali paradigma kepemimpinan dalam konteks inovasi dan pada dunia bisnis yang selalu berubah.
Sesi talkshow ini diawali dengan pembukaan dari Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME, kemudian dilanjutkan dengan talkshow dari empat narasumber utama di bidang berbeda. Talkshow diawali dengan moderator, Ilma Aulia Zaim, dosen SBM ITB dari kelompok keahlian bisnis strategi dan pemasaran, yang menanyakan motivasi di balik bisnis mereka. Gagasan pasar khusus atau biasa disebut dengan istilah “niche market” yang dibahas oleh “Meatguy” atau Dimas Ramadhan Pangestu, menggarisbawahi pentingnya mengenali dan meraih peluang pasar yang eksklusif. Penekanannya pada sektor bisins daging menunjukkan tren yang berkembang di pasar khusus dan mendorong pemilik bisnis untuk mengambil peluang yang belum dimanfaatkan sebelumnya. Sementara itu, pendiri Fatih Fashion, Fahmi Hendrawan, mengatakan “Saya sebenarnya melihat-lihat, ada potensi besar dalam industri pakaian muslim pria, mengingat secara demografi ini, sebagian penduduk Indonesia adalah muslim, cocok untuk target pasar yang luas. Yah, jujur saja saya belum banyak bersentuhan dengan industri fashion, saya belajar banyak tentunya”
Dr. Tirta Hudhi, alumni MBA ITB Kampus Jakarta membahas beberapa elemen penting dari manajemen perusahaan yaitu cara pengambilan keputusan berdasarkan data dan mengadopsi pola pikir yang tepat. Menggunakan tools seperti fishbone diagram dan pengambilan keputusan dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound), mampu medelegasikan tugas kepada pihak lain serta pentingnya untuk terkadang tidak melakukan apapun, menjadi “nyawa” dalam melaksanakan bisnis. Dr Tirta juga menekankan pentingnya arus kas positif bagi keberlangsungan suatu perusahaan, karena keuangan adalah tulang punggung suatu bisnis.
Moderator kembali menanyakan perspektif para panelis mengenai harapan serta realitas, yang tentunya mengarah pada pembahasan fleksibilitas. Fahmi berbagi pengalamannya dalam memanajemen karyawannya, menyoroti adanya pergeseran dari ekspektasi idealis ke realitas bisnis. Ia menyatakan pentingnya manajemen tim dan kepemimpinan diri, serta menegaskan bahwa karyawan lebih dari sekadar angka. Fahmi mengimbau para pemimpin untuk fokus pada dinamika tim dan pertumbuhan pribadi yang akan berdampak kepada bisnis yang sedang dijalani.
Pembicaraan kepemimpinan tidak akan lengkap tanpa membicarakan generasi mendatang. Menurut Rakhmadi Afif Kusumo, selaku (CEO Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno) mengatakan “Anak muda atau dalam konteksnya adalah generasi Z, ada tiga pilar utama kepemimpinan yaitu kepemimpinan otentik-kejujuran, pembelajar seumur hidup, serta integritas dan etika”.
Fahmi menggarisbawahi mengenai passion, kegigihan, ketangguhan, dan kekuatan religius, adalah hal yang seharusnya diperhatikan generasi muda, sedangkan Dr. Tirta menekankan pada kejelasan tujuan, konsistensi, dan pengembangan diri. Dimas menambahkan pentingnya keluar dari zona nyaman dan menghindari impulsif untuk menghilangkan kesenangan semata dan fokus pada tujuan kedepan.