Risiko adalah perpaduan dari berbagai disiplin ilmu. Risiko dalam pengelolaan perusahaan tidak bisa hanya menggunakan satu atau dua disiplin ilmu saja.
Menurut praktisi audit, Ria Anugriani, banyak perusahaan mengalami kegagalan dalam mengelola risiko bisnisnya. Dia misalnya menyoroti pentingnya restrukturisasi dan konsolidasi melalui pembentukan holding yang membawahkan beberapa perusahaan, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sektor bisnisnya. Sebagai contoh, penyatuan dua sektor bisnis berbeda seperti aviasi dan pariwisata dapat menjadi langkah yang bijaksana untuk memanfaatkan sinergi antara industri yang terkait.
Demikian disampaikan Ria saat mengisi mata kuliah Corporate Risk Management di kelas Magister Bussiness Administration, SBM ITB (MBA ITB) pada Jumat (16/2).
Dalam konteks manajemen risiko, kata Ria, penting punya pemahaman mendalam tentang desain pengendalian, karena hal itu merupakan bagian dari aktifitas mitigasi risiko. Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun dapat diminimalkan melalui evaluasi dan perancangan kontrol yang tepat. Kegagalan untuk menilai risiko dengan cermat dapat berdampak buruk pada reputasi perusahaan dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.
Menurut Ria, transaksi dan operasi bisnis yang kompleks seringkali menyimpan celah yang berpotensi merugikan. Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan pendekatan aspek teknis dan non-teknis dalam pengelolaan risiko. Klasifikasi risiko dan implementasi kontrol yang efektif adalah salah satu kunci untuk mengurangi potensi kerugian. Ria berpesan kepada mahasiswa agar memahami dengan baik prinsip-prinsip ini dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja nantinya.