Kompetensi memahami kasus bisnis dapat dikembangkan dengan cara kolaborasi tim yang saling mendukung, sering berlatih, dan belajar mempresentasikan kasus bisnis tersebut. Hal tersebut akan berdampak baik dalam dunia pekerjaan, bisa membantu perusahaan saat memerlukan penyelesaian kasus bisnis tertentu, atau saat menghadapi suatu tantangan bisnis dalam dunia nyata.
Itulah pengalaman Firmansjah Muhammad, seorang analis di lembaga konsultan global McKinsey & Company. Firmansjah punya pengalaman dalam memenangkan kompetisi kasus bisnis dan pernah bekerja di berbagai perusahaan di Indonesia. Firmansjah menjadi instruktur lokakarya “Pemahaman Studi Kasus dalam Bidang Bisnis dan Manajemen” di Ganesha Business Festival, yang bekerja sama dengan SBM ITB pada Minggu (25/2). Lokakarya tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana memahami kasus bisnis.
Menurut Firmansjah, menyelesaikan suatu kasus bisnis secara umum bisa dengan menggunakan 7 Langkah McKinsey. Cara menyelesaikan suatu kasus bisnis dimulai dengan mendefinisikan persoalan yang terjadi, memilih pendekatan yang sesuai, menganalisis dengan metode yang tepat, dan mengembangkan rekomendasi dan penemuan terbaru dari hasil analisis kasus bisnis tersebut.
Diperlukan kerangka kerja untuk menganalisis kasus bisnis. Kerangka kerja biasanya bermanfaat sebagai cara menemukan jawaban atau solusi penyelesaian dari kasus bisnis yang dihadapi. Kerangka kerja bersifat sebagai pendekatan secara struktural. Ini cukup penting dalam penyelesaian kasus bisnis secara umum. Kerangka kerja yang cukup sering digunakan dalam analisis kasus bisnis ada Analisis SWOT, Analisis Rantai Pasok, hingga Analisis 6P.
Menurut Firmansjah, untuk mengembangkan kemampuan dalam menganalisis atau melakukan riset dalam suatu kasus bisnis adalah dengan mengasah pengambilan keputusan. Pemahaman kasus bisnis perlu dilakukan secara mendalam supaya dapat membuat rekomendasi yang dapat menyelesaikan persoalan dari kasus bisnis tersebut.
Bagi konsultan, kata Firmansjah, tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam menyelesaikan suatu kasus bisnis. Kasus bisnis harus dibuat lebih berkembang dan bukan untuk diselesaikan hingga optimal. Seorang konsultan selalu bertanya perkembangan dari kasus bisnis tersebut. Untuk itu seorang konsultan mesti punya karakter penasaran.
Menurut Firmansjah, untuk mengembangkan kemampuan dalam analisis kasus bisnis, perlu latihan analisis kasus yang baik sebanyak mungkin. Dengan begitu peserta dapat memahami secara optimal bagaimana penyelesaian suatu kasus bisnis dalam suatu perusahaan atau bagaimana cara menghadapi suatu tantangan bisnis yang terjadi secara nyata.