Glory Oyong, Direktur Komunikasi Korporat Kompas Media, menilai reputasi fakultas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menarik mahasiswa yang berkualitas, dana penelitian, dan membangun citra institusi atau universitas terhadap publik secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu adanya cara yang efektif untuk meningkatkan reputasi fakultas dengan cara berbicara di depan publik dan memperkuat merek pribadi fakultas.
Glory hadir sebagai pembicara lokakarya bertajuk “Enhancing the Reputation of Academic Faculties through Personal Branding and Public Speaking” di Gedung SBM ITB, Bandung, pada Jumat (15/3). Lokakarya tersebut diikuti oleh para dosen SBM ITB.
Menurut Glory, personal branding dalam sudut pandang fakultas dan akademis diartikan sebagai usaha untuk menguatkan citra dosen atau staf akademik. Hendaknya setiap anggota fakultas atau staf akademik bisa mengidentifikasi mengenai nilai, potensi, dan kelebihan yang mempunyai keunikan dan perbedaan dari yang lainnya.
Penyebaran informasi dan pesan yang bermakna akademis juga mendukung citra profesional akademik yang diinginkan oleh setiap anggota fakultas. Oleh sebab itu, dengan meningkatkan konsistensi dalam aspek komunikasi dan tindakan dari anggota fakultas atau dosen, maka mereka dapat meningkatkan citra atau reputasi diri terhadap kalangan mahasiswa dan rekan fakultas yang lainnya.
Membangun personal branding, menurut Glory, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi nilai keunikan terhadap publik, memberdayakan akun sosial media secara kontinu, mengidentifikasi audiensi publik, menciptakan prestasi, hingga konsisten.
Sementara itu, terkait berbicara di depan publik, yang penting dilakukan adalah dengan visi yang cukup jelas dan teratur. Kemampuan berbicara di depan publik bisa menjadi unsur yang berpengaruh untuk meningkatkan suatu persepsi, membagikan suatu informasi atau wawasan yang bermanfaat, dan membangun relasi terhadap audiens.
Berbicara di depan publik yang efektif secara umum dapat meningkatkan reputasi dosen atau staf akademik yang ahli di bidang yang bersangkutan. Berbicara di depan publik yang baik dapat memberikan wawasan dan informasi yang mempunyai nilai yang tinggi, dapat memotivasi audiensi, dan memperluas jaringan profesional maupun pekerjaan.
Glory kemudian mempraktikkan secara langsung bagaimana cara bersikap saat menjadi pembicara di depan publik. Mulai dari bagaimana cara duduk yang benar di kursi, berjabat tangan dengan moderator, hingga membangun personal branding menjadi pembicara pada suatu seminar.
Menurut Glory, kombinasi personal branding dan kemampuan berbicara di depan publik sangat dibutuhkan dalam meningkatkan citra dosen di lingkungan universitas atau fakultas. Penampilan publik yang menarik dapat meningkatkan reputasi dan citra mereka sebagai seorang yang menjadi ahli di bidang akademis yang bersangkutan. Dengan adanya strategi komunikasi yang konsisten dan optimal–baik dalam peresonal branding atau berbicara di depan publik–maka anggota fakultas atau dosen bisa meningkatkan reputasi dan citra mereka, meningkatkan kontribusi mereka terhadap lembaga pendidikan yang mereka wakili di depan publik tersebut. Itu perlu adanya proses pertukaran dalam komunikasi positif.