Mantan CEO Warung Pintar dan partner Antler, Agung Bezharie Hadinegoro, tak punya latar belakang bisnis namun dia sudah berbisnis sejak kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Agung mulai menekuni bisnis ketika sering membantu mahasiswa SBM ITB dalam membangun bisnis, di mana mahasiswa SBM diharuskan memiliki bisnis pada tahun ke 2 atau 3 kuliah. Hal tersebutlah yang menjadikan Agung bereksperimen membangunan bisnis dalam bentuk coworking space agar terciptanya lingkungan yang kolaboratif antarpemilik bisnis.
Agung kemudian bersama teman-temannya mendirikan Warung Pintar, cikal-bakal perjalanannya mendorong wirausahawan lainnya melalui investasi. Warung Pintar merupakan perusahaan yang menyediakan teknologi untuk warung dan toko kelontong yang kemudin berekspansi menjadi penyedia platform distribusi FMCG. Lepas dari Warung Pintar, Agung kini menjadi patner dari Antler, modal ventura global yang beroperasi di Indonesia.
Agung membagikan pengalamannya itu saat mengisi sesi mentor The Greater Hub (TGH) SBM ITB dengan tema “Trend Start-up” di Bandung pada Jumat (19/4). Agung membahas mengenai tren yang dialami oleh startup dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Agung, 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan dan peluang bagi startup. Menurut Agung, seorang founder startup harus sesensitif mungkin terhadap perubahan. Sebagai contoh, pemain bisnis retail tidak brgerak cepat sebelum munculnya Tokopedia. Saat tokopedia sudah muncul, para pengusaha mulai beradaptasi merubah strategi bisnis mereka.
Agung mendeskripsikan tren sebagai hal yang akan datang, sedang terjadi dan sudah terjadi. Menurutnya, karenakan banyak bermunculan para pemula yang berani dengan ide segar dan solusi yang inovatif, tren startup akan terus berkembang. Hal tersebutlah yang ia sebut peluang di tengah tantangan.