Bayangkan sebuah karier di mana setiap enam bulan sekali akan ada tantangan baru, di mana menjelajahi dunia dan bertemu dengan banyak orang telah menjadi hal yang biasa. Tentunya gaya hidup yang dinamis ini tidak hanya diperuntukkan bagi para petualang atau penjelajah saja, tetapi juga bagi para akademisi, seperti kisah hidup dari akademisi Portugal, Jorge F.S Gomes,  seorang profesor terkemuka di Lisbon School of Economics and Management. Selama lebih dari satu dekade, Gomes telah berkecimpung di dunia akademis menjadi pengajar dan peneliti di Departemen Manajemen. Saat ini Gomes menjalani tugas sementara sebagai profesor tamu di SBM ITB mulai Februari hingga April 2024.

Tidak Pernah Bermimpi Menjadi Seorang Akademisi
Profesor Gomes memperoleh gelar sarjana di bidang organisasi sosial dan psikologi dari ISPA Portugal pada tahun 1992. Setelah lulus, ia bekerja selama beberapa tahun sebagai Teknisi SDM di sebuah perusahaan asuransi. Selama waktu itu ia juga menjadi tutor, mengajar di almamaternya dikarenakan mereka kekurangan staf pengajar yang memadai. 

Pada awal tahun 90-an, keadaan sangat berbeda karena pada saat itu tidak banyak profesor di Portugal. Jadi dia memutuskan untuk mulai mengajar dan menjalani karir sebagai akademia. Selama mengajar ia disarankan oleh beberapa koleganya untuk mengambil gelar master di bidang Statistik dan Manajemen Sistem Informasi di Nova Information Management School Portugal, dan kemudian mengejar gelar Ph.D. di Manchester Business School di Inggris. Seiring berjalannya waktu, beliau akhirnya menjabat sebagai Profesor Penuh di Lisbon School of Economics and Management sejak Oktober 2010.

Menemukan Jalan di Dunia Akademis: Hidup Berubah Setiap 6 Bulan
Profesor Gomes menemukan bahwa menjadi seorang akademisi sangat menarik dan menyenangkan. Dia merasa bahwa dunia akademis penuh dengan tantangan dan petualangan karena dapat bertemu dengan mahasiswa baru, mata kuliah baru, proyek penelitian baru, dan bahkan lokasi baru di setiap semester. “Siapa yang menyangka saya akan berada di sini, di Bandung, 14.000 km jauhnya dari kota saya setahun yang lalu?” kata Gomes di Bandung (5/3). Baginya dunia akademis menawarkan kejutan dan tantangan yang menarik dan menghadirkan beragam pengalaman unik. 

Dia merefleksikan perbedaan budaya yang mencolok dan beberapa rintangan awal yang dia hadapi pada saat kedatangannya di Bandung. Bandung sangat kontras dengan Portugal. Dari makanan hingga rutinitas sehari-hari. Dia ingat bagaimana dia bergulat dengan jet lag dan beradaptasi dengan cita rasa masakan Indonesia yang sanga berbeda dengan cita rasa masakan Portugal yang sudah dikenalnya.

Terlepas dari perbedaan budaya ini, Gomes mengungkapkan bahwa ia dapat dengan cepat beradaptasi dalam menjelajahi lingkungan barunya. Dia mencatat kehangatan masyarakat lokal dan kekayaan budaya Indonesia. Menariknya, ia juga menyadari adanya kesamaan linguistik antara bahasa Indonesia dan bahasa Portugal dikarenakan interaksi historis antara kedua budaya tersebut. 

Gomes memandang dunia akademis sebagai upaya global melampaui batas-batas negara. Bagaimana hanya dalam waktu enam bulan Gomes dapat melakukan perjalanan dari Portugal ke Indonesia, lalu ke Beijing, dan akhirnya ke India, dan dengan rencana untuk mengunjungi lebih banyak negara di masa depan sebagai profesor tamu. Ia percaya bahwa menjadi seorang akademisi berarti menjadi warga dunia, tidak hanya sebagai warga negara Portugal.

“Dalam waktu enam bulan saya akan kembali ke Portugal untuk mengajar para mantan mahasiswa saya dan berbagi pengalaman apa yang telah saya dapatkan serta menceritakan keajaiban yang saya temukan di negara ini,” ungkap Gomes. menggambarkan pekerjaan sebagai akademia yang ia jalani. Ia berharap dapat menumbuhkan pengetahuan terhadap perbedaan budaya serta menginspirasi mahasiswanya untuk ikut menjelajahi dunia juga. 

Seorang Insinyur Sosial yang Mendalami Perilaku Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia

Gomes memiliki banyak pengalaman dalam bidang manajemen sumber daya manusia dan organisasi. Ketika ditanya tentang fokusnya di bidang ini ia menggarisbawahi perspektif unik yang ditawarkan oleh psikologi. 

“Sebagai seorang psikolog, saya mempelajari seluk-beluk perilaku manusia-apa yang mendorongnya, apa yang mempengaruhinya, dan faktor-faktor apa yang ada di baliknya,” jelasnya. “Selama 25 tahun terakhir, saya menyadari bahwa formula di balik perilaku manusia sangatlah kompleks.” 

Gomes menggarisbawahi pengaruh penting dari dimensi sosial pada perilaku individu dan pola masyarakat yang lebih luas. Karena tertarik dengan interaksi ini, ia mendalami bidang rekayasa sosial sebagai disiplin ilmu yang tengah ia tekuni.

“Rekayasa sosial melibatkan pengaruh yang disengaja yang dilakukan oleh entitas-entitas – baik itu pemerintah, politisi, atau individu yang memiliki kekuasaan – terhadap masyarakat, kelompok, dan wilayah,” jelasnya. 

Gomes menggarisbawahi sifat ganda dari rekayasa sosial yang mampu memberikan dampak positif dan negatif pada masyarakat. Dia percaya bahwa inti dari pekerjaannya adalah tugas penting untuk memahami proses berpikir dan persepsi manusia tentang realitas.

“Bagi saya, aspek yang paling menarik dalam memahami manusia bermuara pada satu pertanyaan: Mengapa kita ada di sini?” ungkap Gomes. “Bagi saya, ini adalah tentang menyelidiki keajaiban pengalaman manusia dan berusaha memahami tempat kita di dunia.”

Nasehat Karier dari Prof. Gomes

Banyak dari keputusan karier dibuat secara tidak sadar dan didorong oleh faktor-faktor yang mungkin tidak kita pahami sepenuhnya. Akan tetapi beliau menggarisbawahi pentingnya mengetahui diri sendiri dan keselarasan dengan preferensi karir yang diinginkan.

Khususnya bagi kaum muda, memahami diri sendiri sangatlah penting. Ia menyarankan untuk mempertimbangkan preferensi karir dengan fleksibilitas dan stabilitas. Jika Anda ingin berkembang di lingkungan dengan perubahan dan tantangan yang beragam maka karier yang dinamis mungkin cocok untuk Anda. Di sisi lain, jika stabilitas dan kepastian pekerjaan lebih Anda sukai maka jalur yang berbeda mungkin lebih cocok.

Misi di SBM ITB
Menjadi profesor tamu di SBM ITB dilihat Gomes sebagai sebuah perjalanan pembelajaran dan pertukaran budaya yang menarik. Penting baginya untuk memahami dan menghargai budaya Indonesia sebagai bagian dari pembelajaran tersebut. Gomes berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dengan para mahasiswa di SBM ITB mulai dari mahasiswa sarjana hingga pascasarjana terkait manajemen sumber daya manusia dan kepemimpinan.

Gomes menyadari pentingnya mempengaruhi dan membentuk pemikiran generasi berikutnya dengan menumbuhkan rasa saling pengertian dan rasa hormat terhadap keberagaman budaya. Selain itu, selama masa tinggalnya di sini, ia bermaksud untuk melakukan penelitian tentang komunitas ekspatriat Portugal di Indonesia untuk memperdalam pemahamannya tentang seluk-beluk budaya dan perbedaan di antara Portugal dan Indonesia.

Kontributor: Ramel Akil Pratama, Manajemen 2024