Mahasiswa SBM ITB dan Singapore Management University (SMU) melakukan kunjungan industri ke beberapa perusahaan pada Senin (6/5). Mereka mengunjungi PT Kereta Cepat Indonesia Cina dan PT Bina Karya Prima (BKP) di Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia di Bandung. Kunjungan diakhiri dengan keberangkatan mahasiswa SMU menuju Bandung menggunakan Whoosh dari Halim, Jakarta, ke Padalarang, Bandung, dilanjutkan dengan feeder Padalarang – Bandung.
“Kami sangat senang untuk bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman kami kepada generasi masa depan. Sesi ini tidak hanya untuk bertukar informasi tetapi juga untuk saling belajar dari satu sama lain dan membangun hubungan yang berharga,” kata Rosma Handayani, Direktur SDM PT KAI di kantor utama KAI, Bandung.
Dalam kunjungan tersebut, direksi KAI menjelaskan aset komersialisasi PT KAI, dan work & life insan KAI. Acara ditutup dengan office tour PT KAI. Mahasiswa SBM dan SMU juga diajak untuk melihat peninggalan bunker yang ada di kantor pusat PT KAI.
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya SBM ITB, Prof. Tjandra Anggraeni, Ph.D. , menyampaikan bahwa SBM ITB sangat senang untuk berkolaborasi dengan SMU. Kunjungan kali ini diadakan sebagai salah satu bagian dari program terintegrasi antara program Human Resources Employer Branding SMU.
“SBM ITB sangat bangga untuk bisa berkolaborasi dengan SMU pada tahun kedua ini, kampus ternama di Asia, Singapore Management University yang sudah diakui risetnya di kelas dunia dan metode pengajaran yang sangat baik,” kata Prof. Tjandra. “Kolaborasi antara SBM dan SMU merupakan program yang terintegrasi dengan mata kuliah Intercultural Communication and Conflict Management.”
Sementara itu, Prof. Paul Lim, Dosen Senior Organisasi & Sumber Daya Manusia, Sekolah Bisnis Lee Kong Chian, Singapore Management University, menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi mahasiswa yang hadir. PT KAI dan KCIC menjadi benchmark juga bagi mahasiswa SMU.
“Ini adalah kesempatan yang luar bisa”, kata Prof. Paul Lim.
Seorang mahasiswa SMU, Heng, mengatakan bahwa dia sangat senang bisa menggunakan Whoosh dari Halim ke Padalarang. Dia juga merasa sangat senang bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dari jajaran direksi PT KAI.
“Seluruh prosesnya sangat cepat, praktis, dan perjalanan dari Jakarta ke Bandung sangat menyenangkan,” kata Heng. “Sebuah kehormatan bisa mendengarkan jajaran direksi KAI untuk berbagi pengalaman mereka, regulasi, dan bisa belajar operasional KAI.”
Sementara itu Hazel, mahasiswa SMU, ingin menjelajahi negara baru dan belajar tentang kultur Indonesia selama berada di Bandung. Dia pun merasa terhormat perusahaan sebesar KAI mau untuk berbagi pengalaman mereka dalam menjalani bisnisnya.
“Ini pertama kali saya datang ke Indonesia, jadi, saya datang tanpa ekspektasi apa-apa, tetapi ingin menjelajahi negara baru dan mencari tahu bagaimana kultur dan masyarakat Indonesia,” kata Hazel. “Ini adalah pengalaman yang sangat bermakna dan sangat terhormat bisa mendengarkan bagaimana lingkungan kerja dan operasional perusahaan besar seperti KAI.”
Kolaborasi antara SBM dan SMU merupakan program yang terintegrasi dengan mata kuliah Intercultural Communication and Conflict Management. Program ini dikelola oleh Kantor Hubungan Internasional (IRO) ITB dan IRO SBM, yang telah diintegrasikan sebagai bagian dari perkuliahan dan program pengabdian masyarakat SBM ITB untuk tahun 2024. Pada Februari 2024, mahasiswa ITB sudah berkunjung ke SMU dan belajar selama 1 minggu di Singapore. Sementara pada Mei ini giliran mahasiswa pertukaran SMU yang berkunjung ke Bandung. Dosen SBM yang terlibat dalam program ini adalah Andika Putra Pratama, Ira Fachira, N. Nurlaela Arief, Melia Famiola, dan Ilma Aulia.