Di balik kisah sukses  GandengTengan, ada tantangan dan realita keras yang dihadapi pendirinya,  Betania Jezamin “Jezzie” Setiawan. GandengTangan adalah sebuah perusahaan teknologi keuangan yang saat ini fokus pada pemberian pinjaman secara online peer-to-peer (P2P) dan pembiayaan tersemat, terutama untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Menurut Jezzie, seorang founder harus menyadari bahwa mereka akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. GandengTangan telah mengalami ketidakpastian itu. Mulai dari konflik internal dalam tim, kehilangan dukungan pendanaan, kesulitan untuk terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangna, hingga perubahan regulasi yang tidak terduga yang memengaruhi kesepakatan penggabungan dan akuisisi bisnis mereka. Oleh karena itu, ketahanan, menurut Jezzie, menjadi faktor penting dalam perjalanan menjadi seorang entrepreneur. 

“Sangat penting untuk bangkit dari kegagalan,” katanya saat mengisi kuliah tamu Risiko Bisnis dan Modal Ventura di SBM ITB pada Rabu (15/5). Jezzie adalah alumni SBM ITB jurusan Manajemen angkatan 2009. Sejak 2015 ia mulai merintis GandengTangan.    

Menurut Jezzie, menjadi seorang pendiri harus mencakup perpaduan antara percaya diri dan rendah hati, menetapkan tujuan yang dapat dicapai, mengakui dan menerima kegagalan sebagai bagian dari perjalanan, melihat setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga, dan juga bisa menemukan solusi kreatif untuk masalah. GandengTangan sendiri, kata Jezzie, terbentuk karena keprihatinan terhadap isu kemiskinan di Indonesia, yang membuat pelaku UMKM kesulitan mencari sumber pendanaan untuk bisnis mereka.  

Selain itu, GandengTangan melihat potensi pasar dari keberadaan UMKM. Sebagai penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, UMKM menyerap 97 persen angkatan kerja dan berkontribusi terhadap lebih dari setengah PDB Indonesia. 

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, GandengTangan juga bekerjasama dengan bisnis dan startup lainnya sebagai penyedia pembiayaan tersemat yang pada platform mereka. Kemitraan ini telah memberikan sumber pendapatan tambahan bagi kedua mitra dan GandengTangan.

Perusahaan ini telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan, seperti menjadi pemenang Telkomsel NextDev pada tahun 2015, pemenang Challenge Fund Dana Pembangunan Modal Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCDF) pada tahun 2018, dan Penerima Program Hibah Social Enterprise dari DBS Foundation pada tahun 2018. Selain itu, GandengTangan telah mencapai berbagai pencapaian selama berdiri. Mereka berhasil mendapatkan investasi dan hibah internasional, memperoleh lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mencapai pertumbuhan pendapatan 10 kali lipat pada tahun 2022, dan baru-baru ini, berhasil mengembangkan pembiayaan tersemat dengan integrasi Application Programming Interface (API).

Menurut Jezzie, menjadi seorang entrepreneur bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan dan memuaskan. Namun, tantangan tidak pernah menjadi bagian terpisahkan darinya. Jezzie juga mengatakan bahwa setiap kali jatuh dan kemudian berhasil mengatasi tantangan, hal tersebut bukanlah berarti bahwa hidup menjadi lebih mudah, tetapi kitalah yang menjadi lebih kuat

Kontributor: Reyna Aszzura Rasyida, Manajemen 2024