Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Tatang Suryana, mengatakan wirausaha punya peran penting dalam mengatasi pengangguran dan mendukung visi Indonesia 2045. Hal itu ia sampaikan saat menjadi dosen tamu di mata kuliah Business Economics di SBM ITB pada Rabu (27/6).
Tatang mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 9,9 juta pengangguran dari kalangan Gen Z. Dalam upaya mencapai visi Indonesia 2045, pemerintah berkomitmen membangunan manusia dan ekonomi yang inklusif, efektif, dan kontributif. Fokus utamanya adalah meningkatkan rasio kewirausahaan di kalangan pemuda.
“Pembangunan UMKM sangat penting. Dengan fasilitas yang ada, kami percaya bahwa anak-anak muda dapat meningkatkan rasio kewirausahaan,” ujar Tatang.
Tantangan utamanya, menurut Tatang, adalah membangun SDM yang siap menjadi wirausaha muda, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Indonesia masih tertinggal dalam proporsi kredit (20%) dan kontribusi ekspor (14%). Namun, Jawa Barat menunjukkan kemajuan dengan nilai ekonomi tertinggi mencapai Rp 55,2 triliun.
Menurut Tatang, UMKM memerlukan akses permodalan yang memadai, tetapi hanya 12% UMKM yang mengakses layanan perbankan. Menghadapi ini, pemerintah Jawa Barat memfasilitasi Program Konsultasi Online Akses Pembiayaan (KABAYAN) dan Pendanaan Online Jawa Barat mendukung pembiayaan UMKM. Juga, pendampingan melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) serta integrasi data UMKM melalui program Singakota juga mampu membantu para pelaku usaha di Jawa Barat dalam beranjak ke jenjang bisnis yang lebih besar dan mendunia. Jawa Barat, kata Tatang, berambisi menjadi provinsi termaju dan berdaya saing dunia dengan rasio kewirausahaan daerah mencapai 9,86% pada 2045 dibanding populasinya.
“Pemerintah menyediakan fasilitas sertifikasi, pemasaran, dan pembiayaan untuk pelaku usaha kecil sesuai UU No. 23 tahun 2014,” jelas Tatang.
Ia menekankan pentingnya teknologi digital untuk memperluas jangkauan bisnis ke pasar internasional, seperti pengembangan Qris di Jawa Barat. Tatang selanjutnya mengajak para mahasiswa SBM ITB untuk menjadi calon wirausaha yang dapat memicu peningkatan pendapatan di Indonesia dan membuka lapangan kerja baru demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.