Setiap individu dalam lingkungan politik mempunyai merek pribadi yang saling berbeda dan mempunyai keunikan masing-masing. Perbandingan merek pribadi tersebut dapat berdasarkan pada tujuan individu di masa depan, karakter yang ditunjukkan terhadap publik, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki, pernyataan singkat dalam merek pribadi yang dimiliki oleh setiap individu, narasi merek pribadi terhadap publik, dan proposisi nilai yang ingin ditonjolkan dalam motivasi pada publik. 

Yuswohady, Ketua dan Pendiri Indonesia Brand Forum, menjelaskan bagaimana penerapan merek pribadi dalam komunikasi politik saat mengisi seminar di Ruang Auditorium Lantai 6, Gedung SBM ITB, pada Kamis (11/7). Seminar diselenggarakan untuk menambah pengetahuan mahasiswa bagaimana mengimplementasikan merek pribadi dalam skala publik. Menurut Yuswohady, contoh penerapan merek pribadi dalam lingkungan politik di Indonesia adalah keunikan Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. 

Sementara untuk penggunaan merek pribadi ke publik di bidang pendidikan, kata Yuswohady, mesti menyesuaikan dengan pembelajaran. Ada perbedaan merek pribadi ketika digunakan untuk kebutuhan politik pemerintahan dengan pendidikan. Contoh penerapan merek pribadi dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah Maudy Ayunda and Jerome Polin.

Ada beberapa langkah untuk membuat merek pribadi, kata Yuswohady. Pertama, mengidentifikasi kondisi eksternal dan situasi internal yang akan dihadapi oleh individu tersebut dalam menggunakan merek pribadi tersebut. Kondisi tersebut berdasarkan karakter personal, institusi atau lembaga di tempat individu tersebut bekerja, dan pesaing dari individu tersebut. 

Tahap berikutnya adalah bagaimana penentuan posisi atau tujuan dari penampilan merek pribadi tersebut terhadap publik. Hal tersebut berdasarkan pada tujuan atau alasan keberadaan merek pribadi terhadap publik, karakter dari individu tersebut, kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, proposisi nilai yang ingin dikontribusikan terhadap publik, narasi merek secara strategis untuk penyampaian tujuannya, dan ringkasan dari keseluruhan aspek dalam bentuk pernyataan merek pribadi. 

Setelah dua tahapan tersebut, biasanya personal sudah menemukan merek pribadinya. Berikutnya adalah menentukan strategi merek pribadi dalam komunikasi publik. Strategi merek pribadi direncanakan dengan menggunakan saluran media yang sudah dianalisis secara pasar. Oleh sebab itu, tujuan dari strategi merek pribadi sebenarnya untuk membangun kesadaran dan popularitas publik dan menambah koneksi.

Tak berhenti di teori, Yuswohady kemudian mengadakan sesi praktik secara langsung bagaimana cara mahasiswa membangun merek pribadi dalam lingkungan organisasi mahasiswa (Ormawa) di lingkungan kampus. Salah satu mahasiswa dalam seminar tersebut ditunjuk untuk berpidato di depan. Yuswohady kemudian memberikan masukan bagaimana cara berpidato yang memikat penonton.

Kontributor: Adriel Fauzana, MBA YP 2023