Kewirausahaan tidak hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang budaya dan dorongan nilai yang diciptakan. Kewirausahaan berbasis UMKM fokus pada pasar regional. Sementara Kewirausahaan Berbasis Inovasi (IDE) menargetkan pasar global.
“Inovasi adalah memperbarui teknologi dan menciptakan sesuatu yang lebih baik untuk memudahkan kehidupan sehari-hari,” ujar Agus Budiyono, Penasehat Menteri Perindustrian, ketika memberikan kuliah tamu Management of Innovation, Technology, and Entrepreneurship di Sekolah Bisnis Manajemen ITB pada Rabu (17/7).
Agus menekankan pentingnya memahami metode dan strategi pemasaran untuk membawa inovasi ke pasar. Dalam kuliah ini, Agus menekankan pentingnya inovasi dan kewirausahaan dalam menciptakan solusi yang berdampak. Untuk menciptakan solusi komprehensif di berbagai sektor industri, ekosistem pendidikan perlu melibatkan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
Kampus-kampus di Indonesia, kata Agus, punya tantangan dalam melibatkan industri. Tak hanya itu, kampus-kampus juga punya tantangan dalam meningkatkan kualitas lulusan.
ITB, kata Agus, dengan potensinya, memiliki kesempatan untuk bersaing di tingkat global seperti MIT, yang alumninya telah menciptakan lebih dari 31.000 perusahaan dan menghasilkan pendapatan tahunan US$ 1,9 triliun. Setara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia.
Untuk itu, kata Agus, penting menciptakan kolaborasi industri, pendanaan, dan investasi untuk mencapai ekosistem inovasi yang ideal. ITB sendiri rupanya telah meluncurkan program kewirausahaan berbasis ekosistem untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan inovasi. Program ini mencakup transisi dari B2B (Business to Business) ke E2B (Ecosystem to Business), menawarkan manfaat seperti keahlian beragam, solusi komprehensif, mitigasi risiko, ekspansi pasar, dan optimasi sumber daya.
ITB berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perusahaan teknologi, firma konsultan, universitas, dan komunitas, untuk memberikan solusi menyeluruh bagi tantangan industri. Program ini memiliki tiga tahap: Pra-Keterlibatan, Periode Keterlibatan Proyek, dan Pasca-Keterlibatan, dengan dokumen strategi dan teknis yang mendetail. Selama Periode Keterlibatan Proyek, tim kolaboratif menyusun laporan kemajuan dan solusi inovatif. Tahap Pasca-Keterlibatan melibatkan evaluasi dampak proyek dan analisis proses keterlibatan.
Dengan adanya program ini, ITB berharap dapat menyelaraskan penelitian akademik dengan kebutuhan industri, memastikan keterlibatan berkelanjutan, dan meningkatkan visibilitas universitas melalui acara reguler dan publikasi bersama.