Perekonomian Indonesia 2024 masih berpeluang mendorong pertumbuhan positif penyaluran pembiayaan. Dana pihak ketiga memperlihatkan perkembangan yang lebih baik. Peluang pertumbuhan positif itu termasuk pada keuangan syariah, demikian disampaikan Head of the BSI Institute, Luqyan Tamanni, saat mengisi seminar tamu bertajuk “Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia” di Gedung Pertamina MBA SBM ITB, Bandung, pada Kamis (1/8).  

Menurut Luqyan, total aset industri keuangan syariah secara global terus mengalami peningkatan dan sudah mencapai angka US$ 4.508 miliar pada tahun 2022. Perbankan syariah masih mendominasi pasar layanan keuangan syariah dunia dengan porsi 72%. 

Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat perkembangan keuangan syariah tertinggi di dunia. Indikatornya adalah kinerja keuangan, tata pengelolaan, pengetahuan dan kompetensi, keberlanjutan, dan kesadaran hukum. 

Luqyan menambahkan, total aset keuangan syariah secara nasional hingga Maret 2024 mengalami pertumbuhan hingga 9,52%. Sektor pasar modal syariah mendominasi dengan pangsa 60%. Oleh sebab itu, Luqyan yakin Indonesia akan menjadi pusat keuangan secara regional dalam bidang keuangan syariah. 

Faktornya, Indonesia menjadi kontributor kedua terbesar dalam saham aset perbankan syariah secara global. Indonesia jugamerupakan negara dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia, dengan penetrasi perbankan syariah yang mengalami peningkatan signifikan. Hal tersebut membuat industri perbankan syariah berkembang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbankan umum di Indonesia.
Lembaga keuangan syariah termasuk perbankan syariah menurut Luqyan perlu menguatkan dukungan terhadap industri halal dengan skala bisnis yang lebih luas. Sebab keuangan syariah saat ini masih belum dapat berkontribusi secara optimal dalam pengembangan industri halal. 

Ke depan, kata Luqyan, Gen Z dan Generasi Milenium bakal punya pengaruh besar dalam upaya akselerasi dan penetrasi inklusi keuangan syariah. Sebba kedua generasi tersebut berhubungan erat dengan dunia digital dan internet. Kini pun sudah cukup banyak perubahan tren perbankan yang menuju pada integrasi pada perbankan secara digital, pelayanan berpusat terhadap pengguna perbankan, manajemen risiko pada perbankan, hingga kompetisi perbankan berdasarkan pada ekosistem secara berkelanjutan. Bahkan penggunaan aplikasi digital perbankan syariah terus meningkat karena dianggap lebih praktis.  

Menurut Luqyan, pemerintah Indonesia perlu melakukan reformasi struktural secara ekonomi untuk memaksimalkan potensi demografis, yaitu meningkatkan penghasilan masyarakat sosial. Kebijakan ekonomi yang disusun harus memperhatikan struktur perekonomian Indonesia yang didominasi oleh bidang usaha mikro, kecil, dan menengah. 

Di sisi lain, perbankan dan keuangan syariah dapat mengembangkan ekosistem berbasis Ekonomi Syariah. Ekonomi Syariah pada saat ini merupakan representasi dari aspek bisnis etika dan berkelanjutan, sejalan dengan nilai dan pedoman Islam. Selaras dengan aspek Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

Kontributor: Adriel Fauzana, MBA YP 2023