Isu kerusakan lingkungan telah meningkat, mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam operasinya. Apalagi ESG kini menjadi panduan bagi investor dan klien memilih perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola dana mereka.

“Do something now, your future self will thank you for later,” kata Nicky Perdhana, FRM, MBA, Senior Relationship Manager, FIG & Public Sector at HSBC Indonesia, aat memberikan kuliah tamu bertajuk “ESG Strategy for Banks and Financial Institutions” di SBM ITB pada Selasa (7/8).

Ia menekankan pentingnya strategi berkelanjutan di semua sektor industri, termasuk perbankan. Menurutnya, ESG penting dalam penilaian risiko jangka panjang dan keputusan investasi. Dari tiga bidang utama ESG, isu lingkungan dianggap paling krusial di antara ketiga bidang tersebut. Kerusakan lingkungan memiliki dampak langsung dan jangka panjang pada kemampuan bisnis untuk beroperasi. 

Untuk itu perbankan makin selektif menyalurkan pendanaan ke perusahaan. Sebab itu adalah bagian dari manajemen risiko dalam perbankan, yaitu risiko reputasi. 

“Manajemen risiko ESG sangat penting untuk memastikan industri tidak terkena dampak negatif dari perubahan iklim dan masalah lingkungan,” ujarnya.

Kerusakan lingkungan menurut Nicky telah menjadi isu global. Target Net Zero 2050 muncul untuk mencegah kekacauan di masa depan. Pada COP28 di Dubai, negara-negara menegaskan kembali tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global.

Ia juga memproyeksikan bahwa dalam 10 tahun, risiko global akan meningkat dengan perubahan iklim ekstrem. Perbankan memegang peran penting dalam pembiayaan berkelanjutan seperti obligasi hijau dan program panel surya. Nicky menyoroti pentingnya pengurangan emisi karbon, terutama dari industri manufaktur, real estate, dan transportasi. 

“Indonesia harus menghadapi Indonesia Emas 2045 dengan misi Net Zero Emission 2050, ini tantangan bagi generasi kita untuk memacu Indonesia maju dengan energi terbarukan,” ujar Nicky. 

Menutup sesi, Nicky mengatakan bank harus mengelola risiko melalui ESG untuk bertahan dalam jangka panjang. ESG adalah label untuk mengelola risiko.

Kontributor: Hansen Marciano, Manajemen 2025