Professor Andreas Taschner, seorang ahli industri dan akademisi asal Jerman, baru-baru ini bergabung dengan SBM ITB sebagai dosen tamu. Prof. Andreas membawa tujuan besar ke Indonesia, untuk memperdalam hubungan antara Universitasn Reutlingen dan SBM ITB.
Dari industri ke akademia: Tidak ada kata terlambat mengejar mimpi
Perjalanan Prof. Andreas ke dunia akademik berbeda dengan dosen lainnya. Di awal karirnya, ia menghabiskan lebih dari satu dekade di industri manufaktur, dengan posisi terakhir memimpin departemen sistem pengendalian manajemen di Alcatel-Lucent, sebuah perusahaan telekomunikasi global. Meskipun awalnya tidak berencana untuk kembali ke dunia akademik, Prof. Andreas menyadari bahwa mengajar dan meneliti adalah minat terbesarnya. “Di industri, saya selalu terlibat sebagai trainer dalam pelatihan internal,” katanya mengutip pengalaman awalnya sebagai pengajar.
Transisinya ke dunia akademik dimulai setelah menyelesaikan PhD di Vienna University of Economics and Business. Berbekar gelar doktor, ia pindah ke Jerman untuk mulai mengajar di Universitas Reutlingen. Meskipun perubahan karir ke akademik terjadi saat umurnya sudah lanjut, Prof. Andreas sangat percaya bahwa tidak pernah terlambat untuk menghabiskan sisa hidupnya melakukan apa yang dia nikmati. Saat ini, pengalamannya di industri terbukti menjadi kelebihan, bukan hambatan, dalam karir akademiknya.
Prof. Andreas sangat menyukai fleksibilitas yang ditawarkan dunia akademik. Dia merasa lebih tidak terikat, memiliki kendali untuk mengejar dan mempelajari apa yang ia anggap penting.
Kunjungan ke SBM ITB dan kolaborasi penelitian
Selama lima minggu masa tugas di SBM ITB, Prof. Andreas terlibat langsung dalam pengajaran mata kuliah sarjana dan magister, khususnya dalam mata kuliah keuangan. Ia memuji keramahan civitas SBM ITB dan merasa keterbukaan masyarakat Indonesia membuatnya nyaman tinggal di Bandung.
Selain mengajar, Prof. Andreas menjajaki peluang untuk kolaborasi penelitian dan publikasi dengan dosen SBM ITB. Minat penelitian utama Prof. Andreas adalah digitalisasi akuntansi dan keuangan serta tantangan yang dihadapi oleh rantai pasokan global.
Prof. Andreas menganggap waktu di SBM ITB sangat bermanfaat untuk penelitiannya. Di bidang rantai pasokan global, dia tertarik untuk mengukur bagaimana setiap titik rantai pasok (supply chain) berkontribusi pada rantai nilai (value chain) perusahaan. Melihat penelitian ini akan memerlukan kolaborasi internasional, dia percaya bahwa tim peneliti dari berbagai negara dapat mempermudah jalannya penelitian.
Terkait digitalisasi dalam akuntansi, ia menekankan bahwa digitalisasi, bersama kecerdasan buatan, Revolusi Industri 4.0, dan big data, akan mengubah kehidupan kita semua. Pertanyaannya adalah “bagaimana.”
“Mahasiswa dan industri kerap bertanya, ‘Bisakah Anda memastikan bahwa lulusan Anda memahami apa dampak digitalisasi terhadap industri?’” ujarnya. Prof. Andreas menyoroti bahwa para pemangku kepentingan semakin mendorong kurikulum analitik digital. Kebutuhan untuk “memahami data” dan menyadari manfaat akuntansi dalam interpretasi angka adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan saat ini.
Perspektif tentang pendidikan di Indonesia
Prof. Andreas mengamati beberapa perbedaan antara mahasiswa Jerman dan Indonesia. Ia mengakui bahwa meskipun mahasiswa MBA di kedua negara serupa dalam pengalaman dan perilaku, mahasiswa sarjana di SBM ITB lebih terlihat lebih waspada, mungkin karena belum terbiasa dengan dosen tamu. Untuk menjembatani perbedaan dan membuat adaptasi kelas menjadi lebih mudah, ia menekankan pentingnya bonding antara dosen dan mahasiswa. “Jika Anda menunjukkan motivasi Anda dan Anda percaya atas apa yang Anda lakukan, akan lebih mudah bagi mereka [untuk terlibat dalam kelas].”
Saran untuk para profesional muda
Kepada mahasiswa yang ingin berkarir di bidang akuntansi dan keuangan, Prof. Andreas menyarankan untuk merangsang rasa penasaran dan rajin bereksplorasi. Ia percaya bahwa belajar adalah proses yang berkelanjutan yang dapat “menyakiti” kita, tetapi pada akhirnya memberikan imbalan yang setimpal. Ia juga mendorong mahasiswa untuk menjelajahi berbagai bidang selama studi mereka, berusaha menemukan minat mereka, dan mengejar apa yang paling sesuai dengan minat dan bakat.
Rencana masa depan dengan SBM ITB
Selama masa kunjungannya, Prof. Andreas tetap antusias untuk berkolaborasi dengan civitas SBM ITB. Kehadirannya di SBM ITB tidak hanya memperkaya lingkungan akademik, tetapi juga menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, menawarkan wawasan berharga dari pengalaman industrinya yang luas.