Artificial intelligence, bagi Zico Pratama, Chief Technology Officer of PT Mojadi APP, adalah pengembangan dan studi sistem komputer untuk mengatasi masalah-masalah kompleks di dunia nyata, yang biasanya terkait dengan beberapa bentuk kecerdasan. Definisi ini memberikan gambaran bahwa AI tidak hanya sebatas meniru kecerdasan manusia, tetapi juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah kompleks yang seringkali sulit diatasi oleh manusia.
Zico menyampaikan itu saat mengisi kuliah tamu bertajuk “Human Capital Management in Digital Era” bagi mahasiswa Program Studi Magister Sains Manajemen Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung pada Selasa (6/8). AI, menurut Zico, punya peran besar bagi pengembangan sumber daya manusia di dunia kerja.
Zico membagi klasifikasi AI menjadi beberapa pendekatan klasik. AI berpikir seperti manusia. Pendekatan ini berfokus pada memahami cara kerja otak manusia dan mereplikasinya dalam sistem komputer.
Kemudian, AI berpikir rasional. Pendekatan ini menekankan pada penggunaan logika dan penalaran untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya, AI bertindak seperti manusia. Pendekatan ini bertujuan menciptakan mesin yang dapat berinteraksi dengan manusia secara alami, seperti yang terlihat pada uji Turing. Terakhir, AI bertindak secara rasional. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan agen cerdas yang dapat bertindak secara rasional untuk mencapai tujuan tertentu.
AI, kata Zico, berpotensi merevolusi pengembangan karyawan. AI dapat menyusun program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing individu (personalized learning). AI juga dapat memberikan umpan balik secara real-time dan melacak kinerja karyawan secara terus-menerus (performance analytics). AI pun dapat membantu karyawan merencanakan karir mereka dengan lebih baik berdasarkan data dan analisis (career pathing).
“AI dapat menjadi mitra yang sangat berharga bagi perusahaan dalam mengembangkan potensi karyawannya,” kata Zico. “Dengan memanfaatkan AI, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan karyawan dapat mencapai potensi maksimalnya.”
Zico kemudian mengajak mahasiswa mencoba sebuah demonstrasi. Mahasiswa diminta untuk mengarahkan wajah mereka ke webcam. Sebuah algoritma AI akan menganalisis ekspresi wajah mereka untuk mengidentifikasi suasana hati secara real-time. Demonstrasi ini menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk memahami emosi manusia dan memberikan respons yang sesuai. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang AI, diharapkan mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang inovatif dan mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.