SBM ITB memulai rangkaian acara Anugerah Avirama Nawasena, SBM ITB ESG Award, dengan webinar bertajuk Transforming Our Society to Sustainable Innovation pada Jumat (27/9. Webinar ini menghadirkan pembicara dari pakar industri, seperti Rendy Aditya Wachid (Founder & CEO Parongpong Recycle And Waste Lab), Trini Pratiwi (Senior Manager Sustainability & Development di eFishery), dan Melia Famiola, PhD. (Dosen SBM ITB dan Chairperson of ESG SBM).

Melia mengatakan, pentingnya mengadopsi pola pikir inovatif, khususnya menuju ekonomi sirkular. Pendekatan ekonomi sirkular merupakan upaya meminimalkan limbah, meregenerasi sumber daya alam, dan menciptakan produk dengan umur pakai yang lebih panjang. Dengan beralih dari model linier take-make-dispose ke model sirkular, kita dapat mengurangi jejak karbon dan menciptakan peluang ekonomi baru.

Rendy melanjutkan pesan utama dengan menyoroti peran penting teknologi dalam mendorong keberlanjutan. Inovasi seperti pemrosesan hidrotermal, sistem tracing digital, dan konstruksi modular berpotensi merevolusi cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan membuang barang. 

RAW Lab Parongpong yang Rendy dirikan adalah salah satu pelopor pengelolaan limbah bernilai rendah di Indonesia. Dengan berfokus pada limbah “mustahil”, limbah yang sangat sulit didaur ulang seperti jaring ikan, puntung rokok, dan masker medis bekas, Parongpong mengubah pola pikir yang memandang limbah tersebut sebagai sesuatu yang bernilai rendah. Melalui teknologi mereka, Prongpong mengubah limbah bernilai rendah menjadi produk bernilai tinggi, seperti furnitur, karya seni plastik, dan bahkan bahan konstruksi. Parongpong menggunakan sistem tracing digital untuk melacak siklus hidup produk dan bahan, yang memungkinkan bisnis dan pemerintah membuat informed decision.

Webinar ini juga menghadirkan eFishery, perusahaan teknologi dan finansial yang berfokus ke bisnis akuakultur. Salah satu inisiatif utama eFishery adalah Place-based Sourcing Initiative. Dengan menjalin kemitraan dengan produsen lokal, eFishery memastikan bahwa produknya bersumber dan berkontribusi pada kesejahteraan petani dan lingkungan.

eFishery juga telah mengembangkan produk pembiayaan untuk petani akuakultur. Sebelumnya, petani tidak memiliki akses pada skema hutang dan pembiayaan karena tidak adanya sistem credit scoring untuk mereka. Dengan Kabayan, produk pinjaman eFishery, kini petani dapat mengembangkan bisnis mereka melalui struktur modal yang lebih baik.

Anugerah Avirama Nawasena membuka pendaftaran calon penerima award hingga 9 November 2024, untuk informasi lebih lanjut kunjungi laman Instagram @aan.sbmitb

Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69