Ketahanan rantai pasok yang berkelanjutan merupakan hal penting dalam bisnis. Sebagai contoh, produsen furnitur global IKEA, selalu mengutamakan praktik rantai pasok berkelanjutan melalui pelaporan transparan dan tata kelola yang baik, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas konsumen dan menekan biaya produksi. 

“Memprioritaskan ketahanan rantai pasok sangat penting untuk menghadapi tantangan masa depan dan membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Indra Ardiyanto, Head Corporate Communication Giant Food, saat berbicara dalam Avirama Talks ketiga yang mengusung tema “Prioritising Supply Chain Resilience in ESG” pada Kamis (10/10). 

SBM ITB menyelenggarakan diskusi ini sebagai bagian dari Avirama Awards.  Selain Indra, hadir pula pembicara lain seperti Prof. Ir. Togar M. Simatupang yang juga membahas strategi ketahanan rantai pasok dalam kerangka ESG (Environmental, Social, Governance).  

“Harapannya, diskusi ini dapat mendorong perusahaan untuk mengeksplorasi rantai pasok ramah lingkungan dan mengurangi polusi,” kata pengajar SBM ITB,  Melia Famiola, Ph.D., sebagai moderator acara. 

Sementara itu, Prof. Ir. Togar M. Simatupang, yang dikenal sebagai salah satu dari 50 ilmuwan berpengaruh di bidang manajemen, menekankan perlunya perusahaan menambahkan aspek ketahanan risiko dan keberlanjutan dalam manajemen rantai pasok mereka. 

“Sekarang, perusahaan terbuka diwajibkan menyampaikan laporan ESG tahunan yang memuat praktik rantai pasok berkelanjutan dan dampaknya,” jelas Prof. Togar. 

Ia juga menekankan bahwa konvergensi risiko tersembunyi seperti bencana alam dan perubahan regulasi, seperti pajak karbon, menjadi tantangan baru bagi perusahaan.  

Prof. Togar juga membahas pentingnya mengintegrasikan ESG ke dalam desain operasional dan manajemen risiko sosial. Tahapan menuju ESG Champion mencakup penetapan target dan KPI operasional, penerapan keberlanjutan di seluruh rantai nilai, serta penyelarasan bisnis dengan prinsip ESG.  

“Pengurangan kemasan, penggunaan tenaga kerja inklusif, dan praktik daur ulang adalah langkah penting untuk membentuk ekonomi sirkular,” kata Prof. Togar, menekankan perlunya kolaborasi antara perusahaan dan pemasok untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang.  

Avirama Talks diselenggarakan setiap hari Kamis pukul 13.00-14.00 WIB dan terbuka bagi media yang ingin menggali lebih dalam topik terkait. Acara ini didukung oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Social Investment Indonesia, Business Indonesia, serta beberapa komunitas startup di Bandung dan pelaku UMKM.

Untuk informasi lebih lanjut, mohon kunjungi laman Instagram kami @aansbmitb.

Kontributor: Hansen Marciano, Management 2025