Associate Professor dari Universitas Telkom, Dr. Mahir Pradana, mengatakan bibliometric analysis merupakan sebuah metode inovatif yang dapat mempermudah proses literature review dalam penelitian. Metode ini memungkinkan pemetaan tren riset secara lebih mendalam, identifikasi penulis utama, serta potensi dampak penelitian yang lebih signifikan.
“Bibliometric memungkinkan peneliti untuk memahami pola riset melalui pemetaan data yang lebih sistematis dibandingkan metode literature review tradisional. Dengan bantuan perangkat lunak seperti VOSviewer dan Biblioshiny, visualisasi data menjadi lebih jelas dan terstruktur,” kata Mahir saat mengisi diskusi interaktif di MSM dan DSM Lounge SBM ITB di Bandung pada Kamis (7/11).
Menurut Mahir, bibliometric analysis merupakan satu dari tiga pendekatan dalam literature review, yang digunakan untuk menganalisis data campuran dalam skala yang lebih luas. Selain itu, ada juga pendekatan systematic literature review (SLR) yang digunakan untuk menganalisa data kualitatif berskala kecil,dan meta-analysis untuk data kuantitatif homogen.
“Pengumpulan data (bibliometric analysis) dapat dilakukan melalui Scopus, Web of Science, atau Google Scholar. Namun, Scopus umumnya lebih diandalkan di Asia karena indeks yang relevan, sementara data dari Google Scholar sering memerlukan penyaringan ulang,” papar Mahir.
Namun Mahir menekankan pentingnya argumen kritis dalam analisis bibliometrik, terutama jika ingin karya diterima di jurnal bereputasi. Menurutnya, banyak jurnal bereputasi kini menginginkan studi bibliometrik yang lebih mendalam dan eksploratif, terutama untuk topik-topik riset yang sudah sering dibahas, seperti kendaraan listrik .
“Dalam menulis jurnal, aspek diskusi tetaplah yang terpenting; reviewer menginginkan sesuatu yang bermanfaat dan sesuai dengan arah penelitian masa depan,” kata Mahir.
Menurutnya, bibliometric analysis bukan hanya tentang mendeskripsikan hasil, tetapi juga membangun argumen yang kuat, memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan riset di masa depan. Pada akhir sesi, Dr. Mahir membagikan kiat bagi para peneliti untuk menghadapi penolakan publikasi dengan lebih siap dan mendorong mereka agar terus berlatih.