Head of Investment Planning, Fixed Income & Money Market Telkom Pension Fund, Ryan Novryansyah, SE., MBA, mengatakan kepatuhan terhadap regulasi memastikan integritas finansial dan mendorong keberlanjutan jangka panjang dalam portofolio investasi lembaga dana pensiun. Novryansyah mengatakan, Telkom Pension Fund menjalankan kepatuhan tersebut dalam membangun portofolio dana pensiun bagi 37.180 peserta program pensiun Telkom.
Ryan berkesempatan membagikan pengalaman mengelola dana pensiun tersebut saat mengisi kuliah tamu tentang Perencanaan Keuangan Lanjutan di SBM ITB pada Senin (11/11). Lembaga Dana Pensiun, kata Ryan, biasanya mendistribusikan investasi ke berbagai kelas aset untuk mengurangi risiko. Di antaranya kas, obligasi pemerintah dan korporasi, ekuitas, properti, dan investasi alternatif.
Ada beberapa model untuk memaksimal portofolio investasi tersebut. Seperti Model Markowitz untuk memaksimalkan hasil melalui diversifikasi, serta model CAMEL dan Beneish untuk menilai kesehatan finansial dan mendeteksi manipulasi catatan keuangan. Mengutip pelajaran klasik dari Uncle Scrooge, ia mengingatkan para mahasiswa: uang tidak boleh diam, harus berputar dan bekerja untuk Anda.
Sementara dalam dunia pensiun, biasanya terbagi menjadi program Manfaat Pasti (Defined Benefit) dan Iuran Pasti (Defined Contribution). Program manfaat pasti lebih menguntungkan bagi karyawan yang mungkin kurang memahami investasi.
“Karena menjamin manfaat pensiun tertentu,” kata Ryan.
Di sisi lain, program Iuran Pasti lebih hemat biaya bagi perusahaan karena komitmen finansialnya yang lebih rendah, meskipun hasilnya bervariasi tergantung pada kinerja investasi.
Pada akhir kuliah, para mahasiswa memperoleh pemahaman mendalam tentang konstruksi portofolio investasi dan kompleksitas pengelolaan dana pensiun dalam lingkungan berbasis data. SBM ITB berkomitmen untuk menghadirkan pakar industri ke ruang kelas, memberikan mahasiswa pengetahuan berharga yang akan membentuk karier mereka di masa depan dalam bidang keuangan.