Asisten Profesor pada University of the Philippines Diliman yang juga seorang jurnalis, Karol Ilagan, mengatakan, ada harga yang harus dibayar untuk mewujudkan kondisi lingkungan tanpa gas emisi. Ia mencontohkan upaya tersebut terjadi di Pulau Palawan, Filipina.

Kondisi Palawan sangat berbeda setelah Filipina punya kebijakan net zero yang mereka teken usai Paris Agreement. Dengan pulau yang lebih ramah lingkungan, kata Karol, hal tersebut berdampak positif pada ekosistem lokal dan kehidupan masyarakat sekitar.

Karol menyampaikan hal itu saat mengisi workshop tentang sustainability and climate change yang digelar oleh SBM ITB pada Kamis (7/11). Workshop ini menarik perhatian mahasiswa internasional yang sedang kuliah di SBM ITB. 

Selain itu, workhsop tersebut juga dihadiri oleh Asnil Bambani, seorang jurnalis Indonesia yang berbasis di Jakarta. Asnil menjelaskan secara langsung hasil liputannya mengenai dampak signifikan perubahan iklim terhadap tenaga kerja dan industri di wilayah utara Jawa. 

Asnil berkata bahwa perubahan iklim telah berhasil menaikkan suhu global dan juga meningkatkan frekuensi cuaca ekstrem, seperti badai tropis, hujan lebat, dan kenaikan permukaan laut. Fenomena tersebut tidak dapat dilepaskan dari aktivitas yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Jakarta, menurut Asnil, adalah kota yang telah merasakan efek dari perubahan iklim, tepatnya pada Muara Baru. Di daerah tersebut risiko banjir sangatlah tinggi, sebab permukaan air laut lebih tinggi dari pemukiman warga. Akibatnya dalam beberapa tahun terakhir, jika kita menghitung kerugian ekonomi yang berasal dari banjir, kata Asnil, maka nilainya mencapai Rp 960 miliar di tahun 2020. Asnil menekankan bahwa perlu adanya mitigasi bencana iklim untuk melindungi industri dan tenaga kerja. 

Workshop ini menjadi wadah inspiratif bagi para aktivis dan mahasiswa untuk mendalami isu keberlanjutan, sekaligus memupuk kesadaran akan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi perubahan iklim. Melalui acara ini, peserta diharapkan bisa mengambil langkah serius dalam melakukan pengelolaan risiko iklim agar tercipta keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia.

Kontributor: Dio Hari Syahputra, Management 2026