Pengajar SBM ITB Dr. Hary Febriansyah, berhasil mendapatkan dua pendanaan bergengsi dari ASEA European Academic University Network (ASEA-UNINET). Hibah tersebut untuk mendanai dua proyek yang berfokus pada peningkatan keterampilan vokasional dan perbaikan metodologi pengajaran.
Keberhasilan Hary, yang merupakan doktor lulusan Austria tersebut, bermula dari hubungan bilateral Indonesia-Austria untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerja semi-skilled. Menyadari kebutuhan Austria di sektor ini, pemerintah Indonesia dan Austria telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan menghasilkan kemitraan dengan Profesor Markus Ammann dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Innsbruck.
Hibah pertama untuk mendanai proyek penelitian multifaset yang meliputi penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengajaran. Komponen pengajaran meliputi lokakarya untuk pengajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Barat, khususnya di Bandung dan Tasikmalaya. Ini melibatkan kunjungan timbal balik antara pendidik Indonesia dan Austria, dengan perwakilan industri Austria yang berpartisipasi dalam diskusi untuk mengidentifikasi kebutuhan industri. Proyek ini juga akan melibatkan mahasiswa doktoral yang akan melakukan sebagian penelitian, termasuk kesempatan untuk datang ke Austria selama tiga bulan untuk memperkuat riset yang sedang dilakukan.
“Sebagai alternatif, beberapa dosen ITB dapat memiliki kesempatan untuk mengajar di Universitas Innsbruck,” ujar Hary.
Hibah kedua mendukung proyek “Teaching Clinic Indonesia” (TCI), sebuah upaya kolaboratif dengan Universitas Wina dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
“Fokus kami adalah pada pertukaran praktik terbaik dalam hal pedagogi pengajaran antara UNESA dan Universitas Wina,” jelas Hary.
Tim tersebut beranggotakan Dr. Dominik E. Froehlich dan Mag. Julia Raberger dari Universitas Wina, dan Drs. Diana Rahmasari dan Ira Darmawanti dari Fakultas Psikologi UNESA, bersama dengan Dr. Hary dari SBM ITB. Proyek ini akan melibatkan kunjungan benchmarking antara tim Indonesia dan Austria, dengan fokus pada adopsi praktik pengajaran terbaik.
Kedua proyek tersebut didanai oleh ASEA-UNINET. Jika hibah pertama berpusat pada upaya mengatasi kekurangan pekerja semi-skilled pelajar SMK maupun diploma, hibah kedua berfokus pada peningkatan praktik pengajaran di kalangan mahasiswa aktif di Eropa. Kedua inisiatif ini diharapkan menghasilkan publikasi yang berkontribusi pada rumpun akademis di bidang masing-masing.